
Pantau - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan hilirisasi menjadi langkah yang harus diambil untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Tidak hanya memberikan manfaat ekonomi langsung, ia menilai hilirisasi juga membuka peluang besar bagi kerja sama internasional, salah satunya dengan India.
Selain itu, Bahlil menekankan hilirisasi bukan sekadar meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan industri manufaktur berbasis sumber daya alam.
Baca juga: Bahlil Beri Porsi 60 Persen ke Swasta Buat Bangun Pembangkit Listrik Baru
"Dengan hilirisasi, kita tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga mengekspor produk bernilai tambah yang mampu memberikan manfaat lebih besar bagi ekonomi nasional," kata Bahlil
Terkait peluang kerja sama dengan India, Bahlil menyoroti peran penting Indonesia sebagai salah satu produsen utama mineral strategis dunia.
Menurutnya, India memiliki peluang untuk mendukung hilirisasi sektor batu bara dan berinvestasi pada mineral kritis seperti nikel yang penting untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.
Baca juga: Bahlil Prioritaskan Lembaga Keuangan Lokal untuk Danai Hilirisasi, Kurangi Ketergantungan Asing
“Kerja sama di sektor hilirisasi nikel sangat strategis bagi kedua negara. Indonesia dapat menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik, sementara India berperan sebagai mitra utama dalam rantai pasok global,” ujar Bahlil.
Bahlil menekankan kerja sama dengan India merupakan peluang emas untuk mempercepat pengembangan industri berbasis mineral dan energi di Indonesia.
“Kolaborasi ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga membuka ruang bagi penguatan industri dalam negeri melalui transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia,” ungkap Bahlil.
Melalui kerja sama yang baik dengan India, Bahlil optimistis Indonesia mampu mempercepat transformasi ekonominya, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam rantai pasok global.
Kebijakan hilirisasi yang konsisten diyakini akan membawa dampak positif dalam jangka panjang bagi perekonomian nasional, serta hubungan bilateral antara kedua negara.
Baca juga: Komisi VI Minta Bahlil Tak Bikin Kebijakan Serampangan Terkait BBM Bersubsidi
Baca juga:
- Penulis :
- Wulandari Pramesti