Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Mendag Waspadai Potensi Tarif Impor Tinggi dari Trump ke RI

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

Mendag Waspadai Potensi Tarif Impor Tinggi dari Trump ke RI
Foto: Mendag Waspadai Potensi Tarif Impor Tinggi dari Trump ke RI (dok. Antara)

Pantau - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengantisipasi kemungkinan Indonesia menjadi target tarif impor tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.  

Budi menyoroti ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara, di mana Indonesia mencatat surplus sementara AS mengalami defisit.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan nonmigas Indonesia-AS mencatat surplus sebesar USD 1,57 juta pada Februari 2025, menjadikannya negara dengan surplus tertinggi, diikuti oleh India dan Filipina. Total surplus perdagangan Indonesia dengan AS mencapai USD 16,84 miliar.  

Baca juga: Trump Terapkan Tarif 25 Persen untuk Produk Uni Eropa

“Kita harus menjaga akses pasar ke AS tetap terbuka, tetapi juga memastikan agar impor AS ke Indonesia tidak terganggu. Yang terpenting saat ini adalah menjaga stabilitas hubungan dagang,” ujar Budi.  

Ia menegaskan bahwa Indonesia perlu memastikan hubungan perdagangan dengan AS tetap terjaga dan pasar domestik tetap aman bagi produk-produk AS.

Saat ini, Indonesia masih dalam posisi aman, tetapi Budi tetap mencermati kebijakan tarif terbaru yang akan diumumkan oleh Trump.  

“AS sedang mengamati negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar. Indonesia berada di peringkat 15 dengan surplus yang cukup besar. Untuk saat ini, kita masih aman, tetapi kita tunggu kebijakan yang akan diumumkan pada 2 April,” tambahnya.  

Baca juga: Trump Umumkan Tarif Impor Mobil Awal April, Industri Otomotif Korea Terancam

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mewaspadai dampak perang dagang ini, mengingat Trump menargetkan negara-negara yang memiliki surplus perdagangan terhadap AS.  

Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan tarif AS terhadap China, Kanada, dan Meksiko memicu langkah balasan dari negara-negara tersebut.

Saat ini, AS tengah menargetkan 20 negara dengan surplus perdagangan terhadapnya, termasuk Indonesia yang berada di peringkat ke-15.  

Dengan kondisi tersebut, Sri Mulyani memperingatkan bahwa Indonesia berpotensi menjadi target tarif impor tinggi selanjutnya oleh AS.

Baca juga: Waduh! Trump Siapkan Skema Tarif Impor Balasan, Perdagangan Global Terancam

Penulis :
Wulandari Pramesti