billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Asia Tetap Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Global

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Asia Tetap Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Global
Foto: Asia terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global di tengah ketidakpastian ekonomi.

Pantau - Asia tetap menjadi pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi dunia meskipun ketidakpastian global meningkat. Laporan yang dirilis dalam Forum Boao untuk Asia (Boao Forum for Asia/BFA) pada Selasa (25/3) memperkirakan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil tertimbang di Asia akan mencapai 4,5 persen pada 2025, lebih tinggi dibandingkan proyeksi 4,4 persen pada 2024.

Peran Asia dalam Ekonomi Global

Sekretaris Jenderal BFA Zhang Jun menyatakan bahwa Asia terus menumbuhkan potensi dan peluang baru dalam ekonomi global. Kawasan ini memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi dunia, terutama melalui ketahanan yang ditunjukkan oleh China dan ASEAN. Profesor Zhang Yuyan dari Universitas Akademi Ilmu Sosial China menegaskan bahwa Asia kini memimpin dalam pertumbuhan ekonomi, perdagangan barang dan jasa, serta integrasi regional.

Laporan BFA juga mencatat bahwa pada 2024, ekonomi Asia melampaui proyeksi yang dibuat oleh Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan PBB. Berdasarkan paritas daya beli, rasio PDB Asia dalam total PDB global diprediksi meningkat menjadi 48,6 persen pada 2025, naik dari 48,1 persen pada 2024.

Integrasi Ekonomi dan Investasi

Forum Boao untuk Asia, yang didirikan pada 2001 sebagai organisasi internasional nonpemerintah dan nirlaba, berfokus pada integrasi ekonomi regional. Tema tahun ini, "Asia dalam Dunia yang Berubah: Menuju Masa Depan Bersama", menyoroti relevansi Asia dalam menghadapi tantangan global seperti proteksionisme perdagangan dan ketegangan geopolitik.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa investasi asing global semakin bergantung pada Asia, dengan China dan ASEAN menjadi destinasi utama. Pada 2023, ketergantungan investasi asing langsung ke dan dari Asia mencapai 49,15 persen. China tetap menjadi pusat rantai nilai manufaktur global, dengan ketergantungan global terhadap barang setengah jadi dari China mencapai 16 persen pada 2023, lebih tinggi dibandingkan Amerika Utara yang hanya 15 persen.

Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) menjadi faktor penting dalam integrasi ekonomi Asia. Pada 2024, total nilai perdagangan di kawasan RCEP meningkat sekitar 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, memberikan kepastian di tengah ketidakpastian global.

Kepemimpinan Asia dalam Teknologi Hijau

Selain pertumbuhan ekonomi, Asia juga menunjukkan perkembangan pesat dalam teknologi hijau. Laporan pembangunan berkelanjutan yang dirilis dalam forum ini menyoroti bahwa Asia diprediksi menjadi pemimpin global dalam material baterai canggih dan plastik yang dapat terurai secara alami.

China saat ini mendapatkan 85 persen kapasitas energi barunya dari sumber energi terbarukan. Sementara itu, Indonesia dan Singapura memimpin dalam teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon, menunjukkan komitmen Asia terhadap keberlanjutan di masa depan.

Tags: 

Penulis :
Pantau Community