
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah tajam pada Selasa pagi, 8 April 2025, dengan penurunan sebesar 596,33 poin atau 9,16 persen ke level 5.914,28.
Indeks LQ45 yang memuat 45 saham unggulan juga turut anjlok sebesar 92,61 poin atau 11,25 persen ke posisi 651,90.
Pelemahan ini mencerminkan tekanan kuat dari sentimen global, khususnya akibat kebijakan tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
IHSG mengikuti tren penurunan pasar saham dunia yang mengalami koreksi setelah kebijakan tarif AS memicu kekhawatiran terhadap inflasi dan potensi perlambatan ekonomi global.
Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menyebut bahwa IHSG masih berpotensi menghadapi tekanan dalam perdagangan selanjutnya, seiring belum redanya ketidakpastian pasar.
Indonesia Terkena Tarif 32 Persen, Wall Street dan Eropa Ikut Terkoreksi
Dari dalam negeri, kepanikan investor menjadi pemicu aksi jual besar-besaran di lantai bursa karena Indonesia termasuk dalam daftar negara yang dikenai tarif impor sebesar 32 persen oleh AS.
Pemerintah Indonesia telah merespons situasi ini dengan pendekatan diplomatik dan mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Amerika Serikat untuk membuka jalur negosiasi bilateral.
Di sisi lain, pasar saham Amerika juga tertekan sejak pengumuman kebijakan tarif besar-besaran oleh Presiden Trump pada 2 April 2025.
Indeks S&P 500 dan Dow Jones pada 7 April 2025 mengalami pelemahan setelah perdagangan yang berlangsung fluktuatif, dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Presiden Trump tetap keras dalam kebijakan dagangnya dan bahkan mengisyaratkan potensi penambahan tarif terhadap China.
Bursa saham Eropa pun tak luput dari tekanan.
Indeks STOXX 600 anjlok 4,5 persen ke level terendah sejak Januari 2024, sementara DAX Jerman sempat turun 6,4 persen dan ditutup melemah 4,13 persen ke 19.789,62.
FTSE 100 Inggris turun 4,38 persen ke level 7.702,08 dan CAC Prancis merosot 4,78 persen ke posisi 6.927,12.
Bursa Asia Terkoreksi Campuran, Nikkei Jepang Menguat Tajam
Sementara itu, pergerakan bursa Asia pada hari yang sama menunjukkan hasil yang bervariasi.
Indeks Nikkei Jepang justru melonjak 1.776,80 poin atau 5,71 persen ke posisi 32.913,38.
Indeks Shanghai relatif stagnan di level 3.096,58, sementara indeks Kuala Lumpur naik tipis 0,02 persen ke 1.444,16.
Indeks Straits Times Singapura menguat sebesar 1,40 persen ke level 3.490,98.
Kondisi ini menunjukkan dinamika yang kompleks di pasar global, di mana respons investor sangat bergantung pada ekspektasi terhadap kebijakan moneter dan fiskal negara masing-masing.
- Penulis :
- Pantau Community