
Pantau.com - Pengamat sebut kebijakan pajak di tahun politik jangan hanya jadi pemanis. Pajak tentunya menjadi salah satu instrumen terpenting dalam penerimaan negara. Tak kurang dari 75 persen penerimaan negara berasal dari perpajakan.
Peneliti Perpajakan dari DDTC, Bawono Kristiaji menilai seharusnya isu ini menjadi salah satu narasi yang diangkat oleh Calon Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
"Harusnya siapapun calonnya itu harus bicara tentang pajak. Karena kita tahu bahwa selama ini kita tahu 75 persen penerimaan dari situ," ujarnya saat ditemui di Gedung DDTC, Jakarta Utara, Kamis (13/12/2018).
Baca juga: Selamat.... Smartphone Made In China Laris Manis di Harbolnas
Selain itu kata Bawono, dari tahun ke tahun Pemilu selalu memunculkan narasi pembangunan namun justru tidak menyinggung pajak sebagai instrumen utama penerimaan negara.
"Kita tahu juga bahwa dari Pemilu ke Pemilu (Capres) selalu biacaranya adalah 'saya mau membangun apa' tapi jarang sekali bicara duitnya darimana," katanya.
Menurutnya narasi ini harus dimasukkan menjadi strategi kedepannya, bagaimana resiko fiskal kedepannya tak lagi terjadi.
"Jangan sampai resiko fiskal itu kedepan muncul terus, jadi ini harus jadi strategi calon," katanya.
Baca juga: Terkuak! Sosok Lina Jobstreet yang Rajin Kirim Email ke Sobat Pantau
Bawono menyebutkan, jangan sampai isu pajak hanya menjadi pemanis dengan menjanjikan kebijakan populis di masa-masa Pemilihan Presiden.
"Lagi-lagi gak bisa sekedar memberikan pembebasan insentif atau tarif, lagi-lagi apa sih objektifnya 'ekonomi anda kalau memang objektif dalam mendorong daya saing di bidang apa sih, relevansinya seperti ini lho', bukan hanya pemanis aja, jangan hanya jualan pemanis tapi relevansinya apa," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni