HOME  ⁄  Ekonomi

Sinergi Kebijakan Fiskal dan Moneter Dinilai Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Gejolak Global

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Sinergi Kebijakan Fiskal dan Moneter Dinilai Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Gejolak Global
Foto: Sinergi Kebijakan Fiskal dan Moneter Dinilai Kunci Stabilitas Ekonomi di Tengah Gejolak Global(Sumber: ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas/am.)

Pantau - Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global yang terus berlangsung.

Menurut Josua, Bank Indonesia (BI) dapat menjalankan kebijakan moneter melalui intervensi di pasar valuta asing serta menjaga cadangan devisa guna menstabilkan nilai tukar rupiah.

Sementara itu, kebijakan fiskal pemerintah dinilai krusial melalui pemberian insentif dan program perlindungan sosial (perlinsos) untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik.

Koordinasi Pemerintah dan BI Hadapi Risiko Global

Josua menyebut bahwa koordinasi erat antara pemerintah dan BI dibutuhkan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus memitigasi risiko eksternal terhadap stabilitas makroekonomi nasional.

Bank sentral, lanjutnya, memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melambat, terutama melalui langkah penurunan suku bunga acuan dan pelonggaran kebijakan moneter.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa efektivitas kebijakan moneter sangat bergantung pada respons kebijakan fiskal dan kondisi geopolitik global yang berkembang.

Jika ketidakpastian geopolitik, seperti konflik antara Iran dan Israel, serta perang tarif antara negara-negara besar berlanjut, maka kebijakan moneter saja dinilai tidak cukup untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Dalam situasi tersebut, koordinasi kebijakan fiskal menjadi penting sebagai pelengkap stimulus moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel terus meningkat akibat saling balas serangan, sementara negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat, China, dan Uni Eropa masih belum memberikan kepastian.

Pada minggu ini, sejumlah bank sentral dijadwalkan menetapkan kebijakan moneternya, termasuk The Fed, People's Bank of China, Bank of Japan, Bank of England, serta bank sentral dari Swiss, Swedia, Norwegia, Turki, Brasil, Filipina, Taiwan, dan Bank Indonesia.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Ricky Setiawan