
Pantau - Sejumlah isu ekonomi penting mewarnai pemberitaan pada Senin, 16 Juni 2025, mulai dari tarif murah Kereta Cepat Whoosh, program pembangunan rumah susun Presiden Prabowo, hingga respons pemerintah terhadap laporan kemiskinan Bank Dunia.
Layanan Pendek Whoosh Selama Libur Sekolah
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memperkenalkan layanan rute pendek Kereta Cepat Whoosh dengan tarif terjangkau selama periode libur sekolah Juni–Juli 2025.
Rute Padalarang–Tegalluar Summarecon dibanderol Rp75 ribu dengan waktu tempuh hanya 14 menit.
Rute Halim–Karawang dikenakan tarif Rp100 ribu dengan waktu perjalanan sekitar 15 menit.
Kampung Nelayan Merah Putih Tetap Berlanjut
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan program Kampung Nelayan Merah Putih tetap dilanjutkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.
Staf Khusus Menteri KKP Doni Ismanto menyampaikan hal ini dalam diskusi "Morning Sea", menyatakan program tersebut vital bagi kesejahteraan nelayan di berbagai daerah.
Komitmen Presiden Bangun 1 Juta Rumah Susun
Presiden Prabowo Subianto menyatakan komitmennya membangun 1 juta unit rumah susun terjangkau dalam tahun pertama pemerintahannya.
Ia menyebut program ini terinspirasi dari kebijakan perumahan rakyat di Singapura yang terbukti efektif.
Proyek Tanggul Laut Raksasa Dilirik Investor Global
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengungkap bahwa sejumlah negara menyatakan ketertarikan untuk terlibat dalam proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall.
Negara-negara tersebut antara lain China, Korea Selatan, Jepang, negara-negara Timur Tengah, dan Belanda.
Ketertarikan ini terungkap dalam International Conference on Infrastructure dan misi ekonomi Belanda di Jakarta.
Pemerintah Tanggapi Laporan Kemiskinan Bank Dunia
Pemerintah merespons data Bank Dunia yang menyebutkan 68,3 persen penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan negara berpendapatan menengah atas pada 2024.
Pemerintah menyatakan bahwa data dari Badan Pusat Statistik (BPS) lebih mencerminkan realitas kondisi dalam negeri.
BPS mencatat tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024 sebesar 8,57 persen.
- Penulis :
- Balian Godfrey