Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Lonjakan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel Diwaspadai Pemerintah, Rupiah Terancam Melemah

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Lonjakan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel Diwaspadai Pemerintah, Rupiah Terancam Melemah
Foto: Arsip foto - Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto. (sumber: Kemenko Perekonomian)

Pantau - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan kewaspadaannya terhadap dampak lanjutan dari lonjakan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah akibat memanasnya konflik antara Iran dan Israel.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, mengungkapkan bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah memiliki potensi signifikan terhadap stabilitas ekonomi nasional.

"Kita masih memantau dan mewaspadai efek dari konflik Timur Tengah terhadap harga minyak dan nilai tukar rupiah, karena Indonesia masih net importir minyak," ungkapnya.

Konflik Timur Tengah Picu Kenaikan Harga Minyak

Lonjakan harga minyak global terjadi setelah terjadi aksi saling serang antara Iran dan Israel.

Harga minyak dunia naik hingga mencapai kisaran 72–74 dolar AS per barel.

Namun, menurut Haryo, angka tersebut masih dalam batas asumsi dasar yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Harga Masih Dalam Batas APBN, Tapi Tetap Diwaspadai

Berdasarkan data dari laman resmi Kementerian Keuangan, asumsi dasar harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN 2025 ditetapkan sebesar 82 dolar AS per barel.

Rata-rata ICP per Mei 2025 tercatat pada level 65,29 dolar AS per barel.

"Sejauh pantauan, harga minyak masih dalam kisaran asumsi dasar APBN yang menjadi patokan," ia mengungkapkan.

Penulis :
Arian Mesa
Editor :
Tria Dianti