Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Indonesia-Belanda Teken MoU Pertanian Berkelanjutan, Fokus Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Petani Muda

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Indonesia-Belanda Teken MoU Pertanian Berkelanjutan, Fokus Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Petani Muda
Foto: Indonesia-Belanda Teken MoU Pertanian Berkelanjutan, Fokus Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Petani Muda(Sumber: ANTARA/HO-Humas Kementan)

Pantau - Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, memastikan bahwa kerja sama pertanian antara Indonesia dan Belanda kini dipermudah guna mendukung ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

Kemitraan Strategis, Transfer Teknologi Jadi Fokus

Pemerintah Indonesia menyatakan komitmennya memberikan kemudahan dan kepastian kepada mitra asing yang membawa manfaat nyata bagi petani dan masyarakat.

"Kementerian Pertanian Indonesia sangat antusiasme, apalagi Belanda memiliki reputasi sebagai pengekspor pertanian terbesar kedua di dunia, meskipun (luas) negara kecil. Itu luar biasa dan menjadi inspirasi bagi kami", ungkap Sudaryono.

Indonesia dan Belanda resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama pertanian berkelanjutan pada 17 Juni 2025 di Jakarta.

Kerja sama tersebut mencakup bidang hortikultura, teknologi greenhouse, serta peningkatan kapasitas generasi muda petani.

Penandatanganan dilakukan antara Kementerian Pertanian RI dan Kementerian Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Belanda.

Dorong Hortikultura dan Partisipasi Petani Muda

MoU ini juga menekankan pentingnya transfer pengetahuan dan teknologi dalam bidang hortikultura, benih unggul, sistem irigasi modern, serta teknologi greenhouse.

Sudaryono menyampaikan bahwa produksi padi nasional pada Triwulan I 2025 meningkat 52,45 persen dibanding tahun sebelumnya, dan produksi jagung naik sekitar 39,02 persen.

Fokus pembangunan selanjutnya adalah sektor hortikultura dengan keterlibatan generasi muda melalui pemanfaatan teknologi pertanian modern.

Delegasi Belanda dipimpin oleh Guido Landheer dan terdiri dari unsur pemerintah, pelaku usaha, serta penyedia teknologi pertanian.

Landheer menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari pemerintah Indonesia dan menegaskan kuatnya hubungan historis antara kedua negara.

"Mereka semua hadir untuk berbagi pengetahuan, sekaligus bekerja sama dengan petani dan pemerintah Indonesia untuk melangkah lebih jauh dalam misi ketahanan pangan", ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini bersifat dua arah.

"Kami tidak datang untuk mengekspor produk seperti tomat ke Indonesia, melainkan untuk berbagi pengetahuan agar petani Indonesia dapat memproduksi sendiri dengan teknologi yang tepat. Kami juga ingin belajar dari pengalaman Indonesia. Ini adalah kolaborasi dua arah", tambahnya.

MoU Cakup Agribisnis dan Keanekaragaman Hayati

Selain bidang pertanian, MoU ini juga mencakup kerja sama dalam ilmu pengetahuan, teknologi, pembangunan pedesaan, alam dan keanekaragaman hayati, serta agribisnis.

Kerja sama ini diharapkan menjadi fondasi penguatan ketahanan pangan Indonesia melalui sinergi internasional yang saling menguntungkan.

Penulis :
Balian Godfrey