
Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik (EV) di Karawang berpotensi mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) hingga 300 ribu kiloliter per tahun.
"Ini bisa kita menghemat impor BBM sekitar 300 ribu kiloliter per tahunnya, kalau cuma 15 GWh," ungkapnya dalam keterangan resmi.
Fasilitas tersebut merupakan bagian dari Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi yang dibangun oleh Konsorsium ANTAM–IBC–CBL, dan secara resmi dilakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Presiden Prabowo Subianto di Kawasan Artha Industrial Hills, Karawang, Jawa Barat.
Produksi untuk 300 Ribu Mobil, Target 15 GWh
Pabrik baterai EV ini ditargetkan memiliki kapasitas awal 6,9 GWh pada fase pertama dan meningkat menjadi 15 GWh pada fase kedua, dengan operasi komersial dijadwalkan dimulai pada akhir 2026.
Dengan kapasitas produksi 15 GWh, pabrik ini diproyeksikan mampu memproduksi baterai untuk sekitar 300 ribu unit mobil listrik.
"Kalau pasar baterai untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) juga naik, kapasitasnya bisa sampai 40 GWh," jelas Bahlil menambahkan.
Pabrik baterai di Karawang berdiri di atas lahan seluas 43 hektare dan dioperasikan oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), hasil kolaborasi antara Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan CBL, anak usaha dari CATL.
Enam Proyek Terintegrasi dari Hulu ke Hilir
Proyek ekosistem ini mencakup enam proyek utama yang dikelola secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Lima proyek berlokasi di Halmahera Timur dan satu proyek berada di Karawang.
Di Halmahera Timur, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) bersama Hong Kong CBL Limited (HK CBL) membentuk PT Feni Haltim (PT FHT) untuk mengembangkan kawasan industri energi baru.
Pengembangan di sana mencakup tambang nikel, smelter pirometalurgi dengan kapasitas 88.000 ton refined nickel alloy per tahun yang ditargetkan beroperasi pada 2027, serta smelter hidrometalurgi berkapasitas 55.000 ton MHP per tahun pada 2028.
Selain itu, direncanakan pembangunan pabrik bahan katoda NCM dengan kapasitas 30.000 ton per tahun pada 2028, dan fasilitas daur ulang baterai yang ditargetkan mampu menghasilkan 20.000 ton logam sulfat dan lithium carbonate per tahun pada 2031.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf