
Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Mei 2025 mencapai 20,31 miliar dolar AS, meningkat 4,14 persen dibandingkan Mei 2024 yang sebesar 19,51 miliar dolar AS.
Kenaikan ini terutama disumbang oleh peningkatan impor barang modal dan konsumsi, meskipun impor bahan baku tercatat mengalami penurunan.
Barang Modal Naik 24,85 Persen, Bahan Baku Justru Turun
Impor barang modal mengalami kenaikan signifikan sebesar 24,85 persen menjadi 4,44 miliar dolar AS.
Sementara itu, impor barang konsumsi juga naik 5,28 persen menjadi 1,83 miliar dolar AS, dibandingkan 1,74 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, nilai impor bahan baku atau penolong justru mengalami penurunan sebesar 1,18 persen menjadi 14,05 miliar dolar AS, dari sebelumnya 14,21 miliar dolar AS.
"Namun nilai impor untuk bahan baku atau penolong turun 1,18 persen," ungkap BPS.
Secara keseluruhan, peningkatan impor secara tahunan disumbang oleh kenaikan impor non-migas dengan kontribusi sebesar 4,67 persen.
Nilai impor migas pada Mei 2025 tercatat sebesar 2,64 miliar dolar AS, turun 3,80 persen secara tahunan.
Sedangkan nilai impor non-migas mencapai 17,67 miliar dolar AS, naik 5,44 persen dibanding Mei 2024.
Impor Januari–Mei 2025 Capai 96,60 Miliar Dolar AS
Secara kumulatif, total nilai impor Indonesia selama Januari–Mei 2025 mencapai 96,60 miliar dolar AS, meningkat 5,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Nilai impor migas selama lima bulan pertama tahun ini adalah 13,64 miliar dolar AS, turun 7,44 persen secara tahunan.
Sebaliknya, impor non-migas tercatat sebesar 82,96 miliar dolar AS, naik 7,92 persen.
Komoditas utama penyumbang impor sepanjang Januari–Mei 2025 adalah:
- Mesin dan peralatan mekanis: 13,82 miliar dolar AS
- Mesin dan perlengkapan elektrik: 12,18 miliar dolar AS
- Kendaraan beserta bagiannya: 4,31 miliar dolar AS
Tiga negara asal impor terbesar Indonesia dalam periode tersebut adalah Tiongkok dengan nilai 33,12 miliar dolar AS, disusul Jepang sebesar 6,31 miliar dolar AS, dan Singapura sebesar 3,89 miliar dolar AS.
- Penulis :
- Aditya Yohan