Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Indonesia-AS Sepakati Tarif Resiprokal 19 Persen, AS Siap Investasi di Energi dan Minyak

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Indonesia-AS Sepakati Tarif Resiprokal 19 Persen, AS Siap Investasi di Energi dan Minyak
Foto: Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta (sumber: ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

Pantau - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa kesepakatan tarif resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat tidak hanya mencakup akses pasar, tetapi juga melibatkan rencana investasi dari pihak AS di berbagai sektor strategis Indonesia.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan bahwa Indonesia akan dikenakan tarif impor sebesar 19 persen untuk barang-barang yang masuk ke AS.

Pengumuman tersebut disampaikan Trump melalui media sosial Truth Social dan disebut sebagai hasil dari negosiasi langsung dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.

Tarif 19 persen ini merupakan penurunan dari angka awal sebesar 32 persen yang sebelumnya diumumkan oleh Trump pada April 2025.

Sampai awal Juli 2025, tarif 32 persen masih diberlakukan terhadap Indonesia, sebagaimana dibuktikan oleh surat resmi dari Gedung Putih tertanggal 7 Juli 2025 kepada Presiden Prabowo.

Kesepakatan tarif resiprokal ini dinilai sebagai hasil dari proses negosiasi yang alot antara Presiden Prabowo dan Presiden Trump.

Rencana Investasi Amerika di Sektor Energi dan Minyak

Menurut Menteri Perdagangan Budi Santoso, dalam kesepakatan tersebut Amerika Serikat juga berencana menanamkan investasi di Indonesia.

"Investasi dari AS akan masuk ke beberapa komoditas, termasuk sektor energi," ungkapnya.

Ia juga menanggapi kekhawatiran publik terkait komoditas minyak dengan menyatakan bahwa Amerika Serikat juga akan berinvestasi dalam sektor tersebut di Indonesia.

Kesepakatan ini, lanjut Budi, bertujuan untuk mendukung industri dalam negeri dengan skema tarif resiprokal sebesar 19 persen.

Banyak barang baku dan barang modal dari Amerika Serikat yang akan diimpor ke Indonesia sebagai bagian dari perjanjian tersebut.

Produk-produk asal Amerika seperti gandum dan kedelai juga mendapatkan perhatian khusus dalam kesepakatan ini.

"Gandum dan kedelai sudah dikenakan tarif 0 persen di Indonesia karena kita belum memproduksi komoditas itu sendiri," ia mengungkapkan.

Menurutnya, penghapusan tarif terhadap dua komoditas tersebut merupakan kesempatan untuk memperkuat industri nasional.

Diharapkan bahwa masuknya investasi dari Amerika Serikat ke sektor strategis bisa mendorong ekspor dan memperkuat basis industri dalam negeri Indonesia.

Penulis :
Arian Mesa