Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemprov Jatim Dorong Optimalisasi Bandara untuk Percepat Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemprov Jatim Dorong Optimalisasi Bandara untuk Percepat Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Foto: Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Nyono, usai memberi keterangan di Gedung DPRD Jatim, Surabaya (sumber: ANTARA/ Faizal Falakki)

Pantau - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) terus mendorong optimalisasi sejumlah bandara untuk memperkuat konektivitas antarwilayah sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.

Langkah optimalisasi tersebut meliputi Bandara Dhoho Kediri serta bandara perintis lainnya seperti Bandara Notohadinegoro di Jember dan Bandara Trunojoyo di Sumenep.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Nyono, menyampaikan bahwa pihaknya bersama Wakil Gubernur Jatim telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan untuk membahas secara khusus pengembangan Bandara Dhoho.

Permasalahan utama Bandara Dhoho terletak pada penggunaan wilayah udara yang tumpang tindih dengan Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi, yang berdampak pada aspek keselamatan penerbangan sipil.

Usulan Perpanjangan Runway di Jember dan Sumenep

Upaya lanjutan dilakukan dengan mengusulkan perpanjangan landas pacu di Bandara Notohadinegoro Jember dan Bandara Trunojoyo Sumenep agar dapat didarati pesawat berbadan besar seperti Boeing.

Untuk Bandara Notohadinegoro, rencana perpanjangan runway dari 1.700 meter menjadi minimal 2.000 meter sedang diupayakan, bahkan ditargetkan hingga 2.200 meter.

Namun, kendala yang dihadapi adalah keterbatasan lahan, karena sebagian area yang dibutuhkan merupakan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Pemerintah pusat berharap pembebasan lahan tersebut menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Jember, namun APBD Jember saat ini dinilai belum mampu menanggung seluruh kebutuhan tersebut.

Pemprov Jatim telah mengusulkan bantuan keuangan untuk pengadaan lahan agar proyek perpanjangan runway dapat terealisasi.

Sementara itu, untuk Bandara Trunojoyo di Sumenep, proses pembebasan lahan telah dilakukan oleh Pemkab setempat dan saat ini tinggal menunggu penyelesaian akhir.

Dampak Ekonomi dan Pemerataan Akses Udara

Nyono menegaskan bahwa apabila Bandara Notohadinegoro dan Trunojoyo sudah dapat melayani penerbangan langsung ke Jakarta maupun Ibu Kota Nusantara (IKN), masyarakat tidak perlu lagi menuju Surabaya.

"Jika Bandara Notohadinegoro dan Trunojoyo bisa melayani penerbangan langsung, dampaknya akan luar biasa bagi percepatan ekonomi daerah. Bandara akan menjadi gerbang ekonomi, dan Jawa Timur bisa menjadi gerbang baru Nusantara," ungkapnya.

Saat ini, Provinsi Jawa Timur memiliki delapan bandara aktif, yaitu Bandara Internasional Juanda Surabaya, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Notohadinegoro Jember, Bandara Trunojoyo Sumenep, Bandara Banyuwangi, Bandara Harun Thohir Bawean, Bandara Abdurrahman Saleh Malang, dan Bandara Pagerungan Besar di sebelah Pulau Kangean.

" Dengan pemerataan pembangunan dan optimalisasi bandara, kami berharap akses transportasi udara dapat mendongkrak potensi ekonomi di berbagai daerah di Jawa Timur," ia mengungkapkan.

Penulis :
Arian Mesa