Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Chevron Lirik Lapangan Migas Raksasa di Indonesia, SKK Migas Berikan Akses Data Khusus

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Chevron Lirik Lapangan Migas Raksasa di Indonesia, SKK Migas Berikan Akses Data Khusus
Foto: Kepala SKK Migas Djoko Siswanto dalam paparan capaian kinerja SKK Migas di Jakarta (sumber: ANTARA/Putu Indah Savitri)

Pantau - Perusahaan energi asal Amerika Serikat, Chevron, sedang menjajaki kemungkinan investasi baru di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia dengan mencari lapangan berpotensi raksasa yang bisa langsung dikembangkan.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyatakan bahwa Chevron tertarik untuk melihat lapangan migas besar, terutama yang sudah ditemukan dan siap untuk digarap.

"Chevron lagi lihat-lihat, mau cari lapangan-lapangan yang besar dan kalau bisa, gabung dari lapangan yang sudah discovery, yang besar-besar," ungkapnya.

SKK Migas telah memberikan akses data kepada Chevron untuk meninjau sejumlah wilayah kerja (WK) potensial yang saat ini masih dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain.

Aktivitas Chevron Masih Dalam Tahap Penjajakan

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, mengungkapkan bahwa kegiatan Chevron sejauh ini belum tercatat dalam data reposisi eksplorasi resmi.

"Chevron ini dia nggak mau gembar-gembor dulu. Dengan hati-hati sekali supaya memang tone-nya masuk," ia mengungkapkan.

Rikky menambahkan bahwa komunikasi antarperusahaan migas memang lazim dilakukan, terutama untuk membagi risiko dalam proyek-proyek besar sektor hulu.

"Contohnya itu WK Bobara, (investasinya) 92 juta dolar. Kan Total E&P masuk ke Papua, berarti mereka berbagi risiko. Sharing, gitu," jelasnya.

TotalEnergies sendiri baru saja mengakuisisi 24,5 persen participating interest (PI) milik Petronas di WK Bobara, Papua Barat.

Pemerintah Beri Kemudahan, Chevron Tertarik Kembali

Minat Chevron untuk kembali aktif di industri hulu migas Indonesia tak lepas dari kemudahan yang kini disediakan oleh pemerintah.

Menurut Djoko, pemerintah telah menyediakan data industri hulu migas yang lebih berkualitas, menetapkan ketentuan fiskal (fiscal term) yang lebih fleksibel, serta memberikan kemudahan perizinan.

Selain itu, peningkatan konektivitas data dan penerapan aturan keterbukaan informasi juga menjadi daya tarik tambahan bagi investor asing.

Langkah-langkah tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak nasional demi memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

Penulis :
Shila Glorya