Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Menguat ke Rp16.261 per Dolar AS, Dipicu Optimisme Kesepakatan Dagang AS-Jepang dan Uni Eropa

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Rupiah Menguat ke Rp16.261 per Dolar AS, Dipicu Optimisme Kesepakatan Dagang AS-Jepang dan Uni Eropa
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar/pri.)

Pantau - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada Kamis pagi, 24 Juli 2025, seiring meningkatnya optimisme pasar terhadap kesepakatan dagang baru yang melibatkan AS.

Rupiah dibuka menguat sebesar 42 poin atau 0,26 persen ke level Rp16.261 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.303 per dolar AS.

Penguatan mata uang Garuda didorong oleh sentimen positif pasar setelah tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Jepang.

Optimisme Kesepakatan Dagang Redam Permintaan Dolar

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menyebutkan bahwa membaiknya sentimen pasar dipengaruhi oleh harapan tercapainya kesepakatan lanjutan antara AS dan Uni Eropa sebelum tenggat waktu 1 Agustus 2025.

Laporan menyebutkan bahwa AS dan Uni Eropa tengah merancang tarif baru sebesar 15 persen untuk berbagai barang, menurunkan risiko perdagangan global dan melemahkan permintaan terhadap dolar AS.

Penurunan permintaan dolar AS juga diperkuat oleh data pelemahan penjualan rumah second di AS pada Juni 2025 yang hanya mencapai 3,93 juta unit, terendah sejak September 2024.

Yield Obligasi Naik, Investor Asing Tambah Kepemilikan

Di pasar obligasi, yield obligasi rupiah pada Rabu (23 Juli 2025) mengalami peningkatan:

  • Tenor 5 tahun: 6,06 persen (naik 1 basis point)
  • Tenor 10 tahun: 6,5 persen
  • Tenor 15 dan 20 tahun: 6,9 persen

Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp26,04 triliun, menurun dari volume perdagangan pada Selasa sebelumnya yang mencapai Rp45,22 triliun.

Sementara itu, kepemilikan investor asing dalam surat utang pemerintah meningkat Rp0,65 triliun menjadi Rp932 triliun atau 14,62 persen dari total outstanding.

Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh isu "Tarif Trump", di mana sebagian besar beban tarif diyakini ditanggung oleh wajib pajak AS sendiri, memunculkan ketidakpastian atas efektivitas kebijakan tersebut dalam mendukung perekonomian domestik.

Penulis :
Aditya Yohan