Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Wamendag Dorong Ekspor Batik ke Pasar Non-Konvensional seperti Afrika

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Wamendag Dorong Ekspor Batik ke Pasar Non-Konvensional seperti Afrika
Foto: Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti saat menanggapi pertanyaan awak media di Jakarta (sumber: ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menekankan pentingnya membuka dan mengoptimalkan pasar ekspor baru untuk produk kerajinan batik Indonesia dalam upaya memperluas jangkauan global warisan budaya nasional.

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 yang digelar di Jakarta pada Rabu, 30 Juli 2025.

"Kita harus berupaya semaksimal mungkin agar batik asli itu bukan hanya bisa diminati oleh market dalam negeri, tetapi juga di luar negeri," ungkapnya.

Dorongan Ekspor ke Pasar Baru

Roro menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan sedang berupaya memperkenalkan batik ke negara-negara yang selama ini belum menjadi target utama pasar ekspor Indonesia.

"Seperti kemarin kita kedatangan Menteri Perdagangan Afrika di Uganda, mereka sangat minat dengan batik. Nah market di Afrika ini seharusnya harus kita garap, bagaimana agar produk-produk batik kita itu bisa sampai ke wilayah itu," ia mengungkapkan.

Menurutnya, pasar Afrika termasuk dalam kategori unconventional market yang berpotensi besar dan belum tergarap optimal.

"Memang this is an unconventional market, tapi harus kita maksimalkan juga potensinya," ujar Roro.

Batik Berkontribusi pada Pertumbuhan Ekonomi

Wamendag menyebut bahwa batik memiliki kontribusi signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batik Indonesia pada triwulan I tahun 2025 mencapai 7,63 juta dolar AS atau sekitar Rp125 miliar, meningkat sebesar 76,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kementerian Perdagangan, lanjut Roro, memiliki perwakilan di sedikitnya 33 negara yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan pasar batik Indonesia secara global.

"Kami dari sudut pandang Kementerian Perdagangan tentunya akan selalu mendorong, me-support bagaimana batik ini bisa semakin go global," katanya.

Selain itu, Roro juga menegaskan bahwa pemerintah terus memberikan dukungan kepada pelaku industri dan pengrajin batik melalui kolaborasi antarkementerian dan lembaga.

"Nah, yang menjadi PR kita ke depannya adalah bagaimana melestarikan budaya batik itu sendiri. Ini kan menjadi hal yang penting juga," tambahnya.

Penulis :
Arian Mesa