
Pantau - Proyek LNG Abadi di Blok Masela, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, resmi memasuki tahap front-end engineering and design (FEED), menurut pengumuman Inpex Masela selaku operator proyek, mewakili mitra perusahaan patungannya yaitu Pertamina Hulu Energi Masela dan Petronas Masela.
"Pekerjaan FEED mencakup peninjauan dan penetapan spesifikasi fasilitas yang memproduksi dan memproses hidrokarbon dari lapangan gas Abadi, serta pabrik LNG darat (OLNG)," ujar pihak Inpex dalam keterangan resmi.
Produksi Tahunan Capai 10,5 Juta Ton LNG
Proyek LNG Abadi diperkirakan menghasilkan 10,5 juta ton setara LNG per tahun, yang terdiri dari 9,5 juta ton LNG dan pasokan gas pipa untuk kebutuhan domestik.
Jumlah tersebut mencakup lebih dari 10 persen total impor LNG tahunan Jepang.
Selain LNG, proyek ini juga ditargetkan memproduksi sekitar 35 ribu barel kondensat per hari.
Tahap FEED dan Konsorsium Kontraktor
Tahap FEED dibagi dalam empat paket utama, yaitu OLNG, floating production storage and offloading (FPSO), subsea umbilicals, risers, and flowlines (SURF), dan gas export pipeline (GEP).
Paket SURF dan GEP dikontrak kepada PT Worley SEA Indonesia.
Sementara itu, kontrak FPSO menggunakan metode dual FEED yang melibatkan dua konsorsium:
Konsorsium pertama dipimpin PT Technip Engineering Indonesia, bersama PT Technip Indonesia dan PT JGC Indonesia.
Konsorsium kedua dipimpin PT Saipem Indonesia, bersama PT Tripatra Engineers & Constructors, PT Tripatra Engineering, dan PT McDermott Indonesia.
"Paket kontrak FPSO akan menggunakan metode dual FEED, yaitu melibatkan dua konsorsium kontraktor yang bekerja secara bersamaan, namun terpisah untuk menciptakan tender yang kompetitif," jelas Inpex.
Proyek Strategis Nasional dan Target Jangka Panjang
Proyek Abadi telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) sejak Juni 2017 dan sebagai proyek infrastruktur prioritas sejak September 2017.
Inpex menyebut proyek ini akan memperkuat ketahanan energi Indonesia, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya.
Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kawasan timur Indonesia serta mendukung target Indonesia mencapai net zero emission CO₂ pada tahun 2060.
Luas wilayah production sharing contract (PSC) proyek ini mencapai 2.503 km² dengan kedalaman laut antara 400 hingga 800 meter, dan masa kontraknya ditetapkan hingga 15 November 2055.
Blok Masela berlokasi sekitar 170–180 km di barat daya Kepulauan Tanimbar dan memiliki karakteristik lapangan gas unggul yang memungkinkan pengembangan efisien dan integrasi teknologi carbon capture and storage (CCS).
- Penulis :
- Ahmad Yusuf