
Pantau - Kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional pada semester I 2025 mencapai 105 gigawatt (GW), naik 4,4 GW dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
"Listrik yang terpasang sekarang, untuk tahun 2025 semester I, itu 105 GW. Artinya, selama satu semester ini bertambah 4,4 GW," ungkapnya dalam konferensi pers capaian kinerja semester I tahun 2025 di Jakarta.
Sebanyak 876,5 megawatt (MW) dari tambahan kapasitas tersebut berasal dari pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT).
Realisasi konsumsi listrik per kapita tercatat 1.448 kWh atau 98,9 persen dari target 1.464 kWh.
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk memperluas akses listrik bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Produksi Migas Lampaui Target
Bahlil menyampaikan, akumulasi produksi minyak dan gas bumi (migas) rata-rata telah mencapai 111,9 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Produksi minyak pada Juni 2025 mencapai 608,1 ribu barel per hari atau 100,5 persen dari target 605 ribu barel per hari, dengan rata-rata semester I sebesar 602,4 ribu barel per hari atau 99,5 persen dari target.
"Di bulan Juni, produksi kita itu sudah melampaui target APBN sebesar 605 ribu dan sekarang sudah 608 ribu. Ini capaian-capaian. Dan kami sudah berkomitmen, kami juga sudah melaporkan kepada Bapak Presiden, Insya Allah di dalam tahun 2025 ini target APBN bisa tercapai. Dan ini baru pertama ini sejak 2008," ujarnya di Kantor Kementerian ESDM.
Produksi gas bumi pada Juni 2025 tercatat 1.146,4 MBOEPD, dengan rata-rata semester I sebesar 1.199,7 MBOEPD atau 119 persen dari target.
Pemanfaatan gas bumi pada semester I 2025 sebesar 5.598 BBTUD, terdiri atas 69 persen atau 3.877 BBTUD untuk kebutuhan domestik dan 31 persen atau 1.721 BBTUD untuk ekspor.
Kinerja Sektor Batu Bara dan Biodiesel
Produksi batu bara Januari–Juni 2025 mencapai 357,6 juta ton atau 48,34 persen dari target 739,7 juta ton tahun ini, dengan 104,6 juta ton dialokasikan untuk Domestic Market Obligation (DMO).
"Nah ke depan, atas apa yang diminta oleh DPR, kepada kami untuk melakukan revisi RKAB, dan ini kita akan lakukan, tanpa pandang bulu. Supaya menjaga stabilitas. Kalau kita harganya bagus, berarti negara akan mendapatkan pajak yang baik, pengusaha juga akan mendapatkan keuntungan yang baik. Nah, pengelolaan batu bara, sumber daya alam kita, jangan dimaknai bahwa hanya untuk 5 tahun, tapi nanti kita tinggalkan untuk anak cucu kita," kata Bahlil.
Pemanfaatan biodiesel domestik pada semester I 2025 mencapai 6,8 juta kilo liter (kL) dari target 15,6 juta kL tahun ini.
Penggunaan biodiesel tersebut menghemat devisa sebesar 3,68 miliar dolar AS atau setara Rp60,37 triliun dari pengurangan impor diesel.
Nilai tambah Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel tercatat meningkat Rp9,51 triliun.
- Penulis :
- Arian Mesa