
Pantau - Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, menegaskan bahwa percepatan akses dan integrasi data menjadi kunci keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar berjalan lebih efektif, akuntabel, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan dalam forum akademik MBG bersama pakar School Meals Coalition yang digelar pada 6 Agustus 2025.
MBG Diarahkan untuk Tekan Stunting dan Dukung SDM Unggul
Febrian menekankan pentingnya penggunaan data yang akurat, terkini, dan terintegrasi agar program tepat sasaran, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan keluarga miskin.
"Setiap kebijakan MBG harus berbasis data agar menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan memberi dampak maksimal," ungkapnya.
Program MBG merupakan inisiatif strategis nasional yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Program ini diharapkan mampu menekan angka gizi buruk, stunting, dan kemiskinan ekstrem, sekaligus memperkuat kesehatan, pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi.
Bappenas bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengembangkan kerangka pemantauan, pengendalian, dan evaluasi MBG secara komprehensif.
Salah satu inovasi utama adalah pengembangan Dashboard Monitoring dan Evaluasi MBG yang mampu memantau dan mengelola risiko program secara real-time.
Ekosistem pelaksanaan MBG juga melibatkan kolaborasi lintas sektor dari hulu hingga hilir.
Kolaborasi Global dan Teknologi AI Percepat Transformasi Gizi Nasional
Febrian menambahkan bahwa integrasi data dari berbagai sumber, ditopang teknologi kecerdasan buatan seperti analitik prediktif dan deteksi anomali, akan mempermudah pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi global dalam memperkuat fondasi kebijakan MBG, termasuk dalam forum akademik yang digelar bersama BGN, IPB, dan WFP.
Dalam forum tersebut, para pakar internasional berbagi pengetahuan dan bukti global mengenai manfaat program makan bergizi sebagai investasi pembangunan jangka panjang.
“Jika tidak dimulai sekarang, kita mungkin tidak akan pernah mulai sama sekali. Terima kasih, dan mari kita bekerja bersama untuk memastikan tidak ada satu anak pun yang tertinggal,” tegas Febrian saat menutup sambutannya.
MBG dianggap sebagai investasi strategis dalam membentuk generasi sehat, cerdas, dan produktif demi menyongsong Visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam menghadapi puncak bonus demografi pada 2030–2035.
- Penulis :
- Aditya Yohan