Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ekspor Jawa Timur Naik 20,96 Persen, Khofifah Dorong Perdagangan Domestik untuk Perkuat Ekonomi

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Ekspor Jawa Timur Naik 20,96 Persen, Khofifah Dorong Perdagangan Domestik untuk Perkuat Ekonomi
Foto: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan kenaikan ekspor Jatim (sumber: Biro Adpim Pemprov Jatim)

Pantau - Nilai ekspor Jawa Timur pada Juli 2025 tercatat naik 20,96 persen dibanding Juli 2024, mencapai 2,92 miliar dolar AS atau setara Rp48,03 triliun.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, "Alhamdulillah, nilai ekspor Jatim (year-on-year/yoy) naik 20,96 persen pada Juli 2025. Ini instrumen yang baik untuk terus memacu pertumbuhan ekonomi Jatim."

Nilai impor barang dari luar negeri pada Juli 2025 berhasil ditekan menjadi 2,52 miliar dolar AS atau turun 7,74 persen dibanding Juli 2024.

Pertumbuhan Ekspor dan Impor

Khofifah mengungkapkan, "Nilai ekspor kumulatif periode Januari hingga Juli 2025 (cumulative to cumulative/c-to-c) juga naik menjadi 16,99 miliar dolar Amerika Serikat atau 16,69 persen, dibanding periode yang sama pada 2024."

Sementara itu, nilai impor kumulatif Januari–Juli 2025 tercatat turun menjadi 16,74 miliar dolar AS atau turun 3,26 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Komoditas ekspor nonmigas terbesar masih berasal dari perhiasan dan permata dengan nilai 3,76 miliar dolar AS, naik 22,72 persen dibanding Januari–Juli 2024.

Di sisi lain, impor nonmigas masih didominasi produk mesin dan peralatan mekanis dengan nilai 1,47 miliar dolar AS, meningkat 10,04 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Dorongan Perdagangan Domestik

Selain mendorong ekspor, Khofifah juga memperkuat perdagangan domestik melalui program misi dagang antarprovinsi.

Sepanjang 2025, misi dagang dilakukan ke Maluku Utara, Maluku, Kalimantan Timur, Papua Barat Daya, Nusa Tenggara Barat, dan Lampung.

Dalam misi dagang di Lampung pada awal Agustus 2025, tercatat transaksi lebih dari Rp1 triliun, meningkat dari tahun 2024 yang hanya Rp285,52 miliar.

Produk unggulan yang diperdagangkan meliputi sektor pertanian, kelautan, perikanan, perkebunan, industri kreatif, dan bahan baku industri.

Khofifah menegaskan, "Misi dagang bukan sekadar ajang transaksi, tetapi strategi memperkuat ekonomi nasional dan kedaulatan pasar domestik."

Angka transaksi tinggi juga tercatat dalam misi dagang di Kalimantan Timur sebesar Rp1,05 triliun dan di Nusa Tenggara Barat mencapai Rp1,06 triliun.

"Untuk meningkatkan daya saing produk lokal tidak hanya ekspor ke luar negeri, tetapi pada dasarnya perdagangan antarpulau itu juga ekspor tapi dalam negeri. Keduanya sama-sama meningkatkan daya saing dan pendapatan masyarakat," ujar Khofifah.

Penulis :
Shila Glorya