
Pantau - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tim negosiasi Indonesia masih membahas perjanjian implementasi tarif dengan Amerika Serikat di Washington D.C.
Kesepakatan Tarif dan Negosiasi
Airlangga mengatakan bahwa meskipun besaran tarif sudah disepakati, implementasi teknisnya masih dalam pembahasan.
"Masih ada implementing agreement yang sedang dalam pembahasan. Jadi, tim sedang berada di Washington. Harus ada semacam perjanjian antarnegara," ungkapnya di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Selasa.
Indonesia dan Amerika Serikat sebelumnya menyetujui tarif impor resiprokal sebesar 19 persen, setelah Presiden AS Donald Trump menurunkan tarif dari angka awal 32 persen.
Kesepakatan tersebut dicapai usai pembicaraan telepon antara Presiden Trump dengan Presiden Prabowo Subianto.
Selain itu, tim negosiasi Indonesia yang dipimpin langsung oleh Airlangga juga terbang ke Washington untuk menekan besaran tarif tersebut.
Komitmen Perdagangan Indonesia-AS
Dalam perjanjian itu, Indonesia berkomitmen membeli produk energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS dan produk agrikultur senilai 4,5 miliar dolar AS.
Indonesia juga menyatakan kesediaannya membeli 50 pesawat Boeing baru, sebagian besar berjenis Boeing 777.
Airlangga menambahkan bahwa sebelum implementasi dijalankan, pemerintah Indonesia masih menyiapkan regulasi yang dibutuhkan.
"Masih ada persiapan, karena sedang dimintakan juga peraturan dari Presiden, dari sini," tambahnya.
Selain tarif utama sebesar 19 persen, ada sejumlah sektor dengan tarif berbeda, khususnya untuk produk yang tidak diproduksi di Amerika Serikat.
- Penulis :
- Arian Mesa