
Pantau - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengadakan pertemuan bilateral dengan Vice Minister of Industry and Trade Russian Federation, Aleksei Vladimirovich Gruzdev dalam forum BRICS di Xiamen, China, pada Senin, 15 September 2025.
Pertemuan tersebut bertujuan memperkuat hubungan Indonesia dan Rusia di sektor perindustrian dengan fokus pada kerja sama strategis lintas sektor.
Finalisasi MoU dan Peluang Kerja Sama Baru
Wamenperin menyampaikan bahwa pembahasan utama difokuskan pada penguatan kerja sama industri, termasuk finalisasi sejumlah nota kesepahaman (MoU) dari pertemuan sebelumnya.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah percepatan penandatanganan MoU di bidang industri perkapalan yang dinilai penting untuk memperkuat kapasitas industri galangan kapal nasional.
Selain itu, peluang kerja sama lain turut dibahas, meliputi pembangunan infrastruktur pendukung industri seperti nuclear powerplant, jaringan rel kereta api di Nusantara, dan produksi gas untuk kebutuhan industri.
Di sektor industri pupuk, perusahaan Rusia seperti Uralchem, Uralkali, dan PhosAgro disebut berkomitmen meningkatkan pasokan ke Indonesia guna memperkuat ketahanan pangan dan mendukung produktivitas pertanian.
"Langkah ini sangat strategis karena akan menopang sektor pertanian nasional," ungkap Faisol Riza.
INNOPROM 2026 dan Penguatan Industri Strategis
Indonesia juga menyatakan kesiapan menjadi Partner Country pada pameran industri internasional INNOPROM 2026 di Rusia.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi transformasi industri nasional menuju basis berteknologi tinggi, berdaya saing global, dan berorientasi ekspor.
Pemerintah akan menyampaikan secara resmi dan berkoordinasi dengan pihak Rusia terkait persiapan menuju ajang tersebut.
Di sektor farmasi dan peralatan medis, Indonesia mendorong pembentukan joint venture serta transfer teknologi dengan Rusia untuk memperkuat kapasitas industri dalam negeri, memperkenalkan produk inovatif, dan mendorong investasi yang saling menguntungkan.
Kerja sama juga terbuka di sektor metalurgi, dengan Indonesia menyambut baik minat perusahaan Rusia terhadap transfer teknologi berorientasi keberlanjutan.
Selain itu, Indonesia dan Rusia juga menjajaki peluang kerja sama di bidang krisotil, termasuk pelatihan bagi dua petugas laboratorium Indonesia yang telah dilakukan pada September 2024 sebagai bagian dari kerja sama ilmiah kedua negara.
Faisol Riza menegaskan bahwa Indonesia terbuka terhadap berbagai bentuk kemitraan yang mendorong percepatan kemajuan industri nasional.
- Penulis :
- Arian Mesa