Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Startup Dinilai Jadi Kunci Dorong Kontribusi Ekonomi Digital Indonesia

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Startup Dinilai Jadi Kunci Dorong Kontribusi Ekonomi Digital Indonesia
Foto: Ketua Tim Kemitraan dan Ekosistem Investasi Kementerian Komunikasi dan Digital Muhammad Faisal saat menyampaikan sambutan dalam acara konferensi persi Hackathon Indonesia’s NextGen Digital Sprint with 5G & AI di Jakarta Selatan pada Kamis 18/9/2025 (sumber: ANTARA/Farhan Arda Nugraha)

Pantau - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menilai startup memiliki peran penting dalam meningkatkan kontribusi ekonomi digital Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB).

Target Ambisius Ekonomi Digital

Ketua Tim Kemitraan dan Ekosistem Investasi Kemkomdigi, Muhammad Faisal, menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan peningkatan kontribusi ekonomi digital terhadap PDB secara signifikan.

"Kalau kita melihat, pada 2024 kontribusi ekonomi digital sebesar 5 persen. Harapannya di tahun 2045, kontribusinya bisa mencapai 20 persen. Ini cukup sulit dan ambisius, tapi kami percaya kita bisa mencapainya. Dengan adanya seperti startup, ini bisa membantu kontribusi ekonomi digital terhadap PDB," ungkapnya.

Faisal menegaskan inovasi dari ekosistem startup dalam negeri sangat penting untuk mendukung target tersebut.

Meski demikian, ia mengakui tingkat keberhasilan startup di Indonesia masih rendah, yakni di bawah 10 persen.

Pemerintah, lanjutnya, berkomitmen menghadirkan berbagai program untuk meningkatkan rasio keberhasilan startup.

Tantangan dan Upaya Pemerintah

Menurut Faisal, ada sejumlah tantangan dalam pengembangan ekosistem startup digital Indonesia, antara lain keterbatasan talenta digital yang terkonsentrasi di Pulau Jawa, minimnya pusat inovasi di luar kota besar, hambatan pendanaan di daerah, serta ekosistem ekonomi digital yang masih berorientasi pada konsumsi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemkomdigi berupaya menghadirkan Digital Innovation Hub yang memperluas akses pasar, pendanaan, dan kualitas inovasi di luar Jakarta dan Jawa.

"Harapannya, teman-teman di daerah punya kesempatan, akses, dan kualitas yang sama dengan yang ada di area Jakarta," ujarnya.

Meski ekosistem startup menghadapi turbulensi, Faisal menegaskan kolaborasi antara pemerintah dan swasta tetap membuka ruang inovasi.

Kolaborasi ini, menurutnya, dapat berupa inkubasi, akselerasi, maupun pertukaran pengetahuan melalui hackathon.

Ia juga berpesan kepada para pendiri startup agar tidak hanya berfokus pada teknologi semata.

"Pesan saya, jangan hanya fokus pada menciptakan teknologi, tapi juga tingkatkan akhlak. Karena saat menjadi founder, kebijaksanaan juga sangat menentukan," tutupnya.

Penulis :
Shila Glorya