
Pantau - Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 2.000 desa nelayan dan pencetakan sawah baru seluas 480 ribu hektare sebagai upaya meningkatkan perekonomian rakyat, khususnya petani dan nelayan.
Pembangunan Desa Nelayan dan Tambak
Saat ini, pemerintah tengah membangun 100 desa nelayan yang sudah berjalan.
Target pada 2026 ditetapkan minimal 1.000 desa nelayan, dan total akan mencapai 2.000 desa nelayan dengan fasilitas cold storage serta dermaga untuk menunjang hasil produksi.
"Satu desa nelayan terdiri dari 2.000 nelayan. Kalau 2.000 desa nelayan, artinya 4 juta nelayan dengan istri dan anak-anak berarti 16 juta saudara-saudara kita penghasilannya akan meningkat," ungkap Prabowo Subianto.
Berdasarkan percontohan di Biak, Papua, pendapatan nelayan dilaporkan naik hingga 60–100 persen setelah adanya program desa nelayan.
Selain desa nelayan, pemerintah juga menargetkan pembangunan 20 ribu hektare tambak di Pantura Jawa Barat yang diproyeksikan mampu membuka 130 ribu lapangan kerja baru.
Program Sawah Baru dan Penguatan Bulog
Di sektor pertanian, pemerintah memperluas program cetak sawah baru hingga 480 ribu hektare.
Saat ini, 280 ribu hektare sawah baru sudah terealisasi dan berkontribusi terhadap produksi beras tertinggi sepanjang sejarah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat proyeksi kenaikan produksi beras sebesar 14,49 persen pada Januari–Juli 2025, dengan total 21,76 juta ton.
Rekor tertinggi terjadi pada Januari–April 2025 dengan capaian 13,95 juta ton beras.
Tingginya produksi beras memunculkan persoalan baru, yaitu keterbatasan gudang penyimpanan di Bulog.
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp5 triliun agar Bulog membangun 100 gudang baru.
"Bulog akan bangun 100 gudang baru masing-masing di tanah 5 hektare, gudang modern, dan itu mereka hanya butuh Rp5 triliun, karena penghematan dari macam-macam kebocoran dan korupsi," ujar Prabowo.
- Penulis :
- Leon Weldrick