
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Senin (6/10) sore ditutup menguat 21,59 poin atau 0,27 persen ke posisi 8.139,89 seiring penguatan bursa saham di kawasan Asia.
Kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 justru melemah 2,78 poin atau 0,35 persen ke posisi 782,41.
Sentimen Global Pengaruhi Pergerakan IHSG
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyampaikan bahwa penguatan IHSG terjadi di tengah optimisme investor terhadap prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
“Pasar menilai bahwa perlambatan ekonomi Amerika Serikat akan mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga acuan pada Oktober 2025,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa ekspektasi ini memberikan dorongan positif bagi pasar saham Asia, termasuk Indonesia.
Sementara itu, kekhawatiran masih menyelimuti pasar global terkait potensi penutupan pemerintah Amerika Serikat (shutdown) yang berkepanjangan.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, memperingatkan bahwa “pemutusan hubungan kerja massal dapat terjadi apabila Presiden AS Donald Trump dan anggota Kongres dari Partai Demokrat gagal mencapai kesepakatan,” ujarnya.
Kondisi tersebut, menurut para analis, berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan daya beli masyarakat.
Respons Pasar Asia dan Faktor Politik Jepang
Dari kawasan Asia, bursa saham mayoritas bergerak positif di tengah respons pelaku pasar terhadap perkembangan politik di Jepang.
Jepang baru saja menempatkan seorang anggota parlemen yang pro-stimulus dan dovish secara fiskal sebagai perdana menteri baru.
Sanae Takaichi terpilih dan berpotensi menjadi perdana menteri wanita pertama di Jepang, yang diperkirakan akan melanjutkan kebijakan fiskal longgar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pasar menilai langkah politik Jepang tersebut sebagai sinyal positif bagi perekonomian Asia, memperkuat sentimen optimistis di tengah ketidakpastian global.
- Penulis :
- Arian Mesa