
Pantau - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) mengungkapkan sebanyak 107 perusahaan menyatakan minat untuk ikut serta dalam proyek Waste to Energy atau pembangunan Stasiun Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Indonesia.
Perusahaan Domestik dan Asing Berebut Peluang Investasi
Dari total 107 perusahaan tersebut, 53 berasal dari dalam negeri, sedangkan 54 sisanya berasal dari luar negeri.
CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa minat yang tinggi datang dari berbagai negara besar.
"Dari Jepang, dari China, dari Belanda, dari Jerman, dari Singapura, mereka yang besar-besar ikut. Dan rata-rata memang mereka pemain-pemain besar, baik di negara masing-masingnya," ungkapnya.
Rosan menyampaikan hal itu dalam acara bertajuk 1 Tahun Pemerintahan Prabowo Gibran: Optimism on 8 percent Economic Growth yang digelar di Jakarta pada hari Kamis.
Ia juga menegaskan bahwa proses seleksi akan dilakukan secara transparan dan terbuka guna memastikan hanya perusahaan terbaik yang akan mengerjakan proyek tersebut.
"Target memang kita sampaikan dalam waktu 2 tahun pembangunan ini sudah harus selesai," ia mengungkapkan.
Target Lelang dan Lokasi Tahap Awal Proyek
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, menyampaikan bahwa proses lelang proyek ditargetkan rampung dalam waktu enam hingga delapan pekan ke depan.
Proyek Waste to Energy ini ditargetkan dapat diluncurkan pada akhir tahun 2025.
Pada tahap awal, proyek akan dibangun di 10 kota, yaitu Tangerang, Bekasi, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, dan Makassar.
Secara keseluruhan, akan dikembangkan sebanyak 33 proyek Waste to Energy di berbagai wilayah Indonesia.
Setiap proyek diperkirakan membutuhkan investasi senilai 150 hingga 200 juta dolar AS, atau sekitar Rp2,49 hingga Rp3,32 triliun berdasarkan kurs Rp16.580 per dolar AS.
- Penulis :
- Shila Glorya