billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Genjot Swasembada Pangan, Produksi Beras Surplus dan Petani Makin Sejahtera

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Pemerintah Genjot Swasembada Pangan, Produksi Beras Surplus dan Petani Makin Sejahtera
Foto: Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan sambutan dalam acara ESG Now Awards 2025 di Jakarta, Kamis 16/7/2025 (sumber: ANTARA/Bayu Saputra)

Pantau - Pemerintah terus mendorong percepatan swasembada pangan sebagai strategi untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Keppres dan Surplus Beras Dorong Hasil Signifikan

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyebut percepatan swasembada pangan mulai menunjukkan hasil dalam satu tahun terakhir.

"Saya juga diberi Keppres (Keputusan Presiden) mengenai percepatan swasembada pangan. Saya ambil contoh, baru satu tahun ya nilai tukar petani dari 101-106, sekarang 124 setahun," ungkapnya.

Presiden RI Prabowo Subianto telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2025 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Kawasan Swasembada Pangan, Energi, dan Air Nasional.

Tim tersebut langsung berada di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas utamanya adalah melakukan sinkronisasi, koordinasi, monitoring, evaluasi, serta pengendalian pelaksanaan percepatan pembangunan kawasan strategis tersebut.

Zulhas juga menyampaikan bahwa produksi beras nasional kini mencatatkan surplus hingga 4 juta ton.

"Tahun lalu kita impor beras berapa itu? 4,5 juta ton. Hari ini, di gudang Bulog kita sudah surplus 4 juta ton," ia mengungkapkan.

Petani Naik Kelas, Tengkulak Disapu, dan Program MBG Diperkuat

Kenaikan produktivitas pertanian, menurut Zulhas, berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.

Sebagai contoh, harga gabah naik dari Rp5.000 menjadi Rp6.500 per kilogram dalam satu tahun terakhir.

Selain itu, pemerintah juga mulai menghapus dominasi tengkulak melalui penguatan kelembagaan desa.

"Tengkulak-tengkulak di daerah kita sapu. Kenapa? Karena kita punya KopDes (Koperasi Desa Merah Putih). Ini terkait Koperasi Desa Merah Putih, karena satu hektare lahan kosong itu, kalau sudah tanam jagung, tanam padi, tanam singkong sekarang, tanam tebu, itu bisa menghasilkan Rp80 juta," jelasnya.

Kebijakan swasembada pangan ini menjadi bagian dari strategi pembangunan nasional berbasis ekonomi Pancasila.

Pemerintah menargetkan agar sumber daya pangan dikuasai rakyat, bukan hanya pelaku besar.

Zulhas juga menautkan kebijakan ini dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar 82,9 juta penerima manfaat.

"Bayangkan, kalau 82 juta penerima manfaat, satu hari telur satu, kita butuh 82 juta telur satu hari. Perlu buah-buahan, perlu sayur, perlu ikan, perlu beras. Nanti tanam apa saja di desa-desa laku. Ibu-ibu bisa memelihara ayam petelur, bisa bikin tambak untuk ikan, bisa tanam sayur, bisa tanam buah, laku. Masyarakat kita gizinya akan naik," ungkapnya.

Penulis :
Leon Weldrick