
Pantau - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menetapkan kebijakan baru yang akan mewajibkan mata pelajaran Bahasa Inggris di jenjang Sekolah Dasar (SD) mulai tahun ajaran 2027/2028.
Kebijakan ini bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi global sejak dini bagi peserta didik dan menyiapkan lulusan yang memiliki daya saing internasional.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menyiapkan profil lulusan yang produktif dan mampu bersaing di tingkat global.
"Pemerintah ingin mencetak generasi yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga kompetitif di tingkat global," ungkap Abdul Mu’ti.
Bukan Kebijakan Mendadak, Sudah Tercantum dalam Aturan Resmi
Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, menjelaskan bahwa kebijakan ini telah melalui proses panjang dan tidak muncul secara tiba-tiba.
"Sebenarnya memasukkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib bukan proses yang baru dijalankan tiba-tiba, proses transisinya sudah tercantum dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Kemudian dilanjutkan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024," ia mengungkapkan.
Kemendikdasmen menilai penerapan Bahasa Inggris sejak dini dapat menjadi momentum strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar di Indonesia.
Toni menambahkan bahwa penguasaan bahasa internasional diharapkan mampu mengembangkan kemampuan komunikasi lintas budaya serta menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik.
"Melalui penguasaan bahasa internasional sejak dini, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan kemampuan komunikasi lintas budaya, memperluas wawasan global, serta menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan masa depan," ujar Toni.
Dibutuhkan Kolaborasi untuk Implementasi Efektif
Sebagai langkah awal menuju implementasi kebijakan ini, Kemendikdasmen menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan tenaga pendidik.
"Dengan komitmen bersama, Bahasa Inggris tidak hanya diajarkan sebagai mata pelajaran, tetapi juga menjadi jembatan bagi generasi muda menuju dunia yang lebih terbuka dan kompetitif," tegas Toni.
- Penulis :
- Leon Weldrick