
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 28 Oktober 2025, ditutup melemah 24,52 poin atau 0,30 persen ke level 8.092,63, dipicu sentimen global dan aksi ambil untung investor pada saham komoditas.
Pertemuan Trump-Takaichi Pengaruhi Sentimen Pasar
Pelemahan IHSG terjadi di tengah perhatian pelaku pasar terhadap pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi.
Pertemuan kedua pemimpin tersebut menghasilkan kesepakatan kerangka kerja untuk mengamankan pasokan mineral tanah jarang.
Jepang juga sepakat untuk menawarkan paket investasi kepada Amerika Serikat senilai 550 miliar dolar AS, yang mencakup pengembangan industri pembuatan kapal, pembelian kedelai, gas alam, dan truk pick-up.
Kepala Riset Phintraco Sekuritas mengungkapkan, "Mayoritas indeks bursa kawasan Asia turut melemah karena mencermati pertemuan Trump dan Takaichi."
Indeks LQ45 yang memuat 45 saham unggulan juga mengalami penurunan sebesar 1,92 poin atau 0,23 persen ke posisi 822,61.
Bursa saham Asia mencatat pergerakan variatif, dengan indeks Nikkei Jepang melemah 120,32 poin (0,24 persen) ke level 50.392,00.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 87,56 poin (0,33 persen) ke level 26.346,14, dan indeks Shanghai Tiongkok terkoreksi 8,72 poin (0,22 persen) ke level 3.988,22.
Sebaliknya, indeks Strait Times Singapura mencatat penguatan 10,06 poin atau 0,23 persen ke posisi 4.450,36.
Tekanan Saham Komoditas dan Konglomerasi Dorong IHSG ke Zona Merah
Dari sisi domestik, penurunan harga emas turut mendorong aksi ambil untung investor pada saham-saham berbasis komoditas emas.
Sejumlah saham bluechip dengan kapitalisasi pasar besar ikut tertekan, memperdalam koreksi indeks.
Koreksi berkelanjutan juga terjadi pada saham-saham konglomerasi, memberikan tekanan tambahan terhadap pergerakan IHSG.
IHSG sempat dibuka menguat pada awal perdagangan, namun bergerak ke zona negatif hingga penutupan sesi pertama.
Pada sesi kedua, IHSG tetap berada di zona merah hingga akhir perdagangan.
Menurut data Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor mengalami penguatan, dengan sektor properti memimpin kenaikan sebesar 3,28 persen.
Sektor kesehatan dan teknologi masing-masing mencatat kenaikan sebesar 2,65 persen dan 1,65 persen.
Sementara itu, tujuh sektor lainnya mengalami tekanan, dengan sektor industri menjadi yang paling tertekan setelah turun 1,00 persen.
Sektor barang konsumen primer turun 0,89 persen, dan sektor keuangan terkoreksi 0,69 persen.
Saham-saham dengan penguatan tertinggi antara lain SLIS, IKAN, SSTM, SOHO, dan PURI.
Adapun saham-saham yang mencatat pelemahan terbesar meliputi SMIL, DWGL, AMIN, BULL, dan REAL.
Total frekuensi perdagangan mencapai 2.308.793 kali transaksi, dengan volume sebanyak 30,21 miliar lembar saham dan nilai transaksi sebesar Rp19,83 triliun.
Sebanyak 341 saham mengalami kenaikan, 309 saham melemah, dan 159 saham stagnan.
- Penulis :
- Arian Mesa










