Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Produksi Susu Meningkat, Khofifah Optimistis KPSP Setia Kawan Jadi Rujukan Nasional Peternakan Sapi Perah

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Produksi Susu Meningkat, Khofifah Optimistis KPSP Setia Kawan Jadi Rujukan Nasional Peternakan Sapi Perah
Foto: Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) saat meninjau integrated farming di Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan (sumber: Biro Adpim Pemprov Jatim)

Pantau - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan optimisme terhadap sistem integrated farming yang diterapkan di Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar, Kabupaten Pasuruan, yang dinilai mampu meningkatkan produksi susu nasional dan mengurangi ketergantungan impor.

Produksi Susu Naik, Ketergantungan Impor Bisa Dikurangi

Menurut Khofifah, produktivitas susu perah meningkat signifikan sejak penerapan sistem integrated farming dan penggantian bibit sapi dengan genetik unggul.

"Di KPSP ini, setelah menerapkan integrated farming dan replacement dengan bibit sapi perah yang memiliki genetik unggul, saat ini sapi perah yang sebelumnya produksi mulai dari 12-15 liter menjadi 20-25 liter per hari. Dengan harapan kita akan bisa mengurangi impor susu, di mana saat ini kebutuhan susu di Indonesia 65 persen masih impor," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa produksi susu dari Jawa Timur bukan hanya mencukupi kebutuhan lokal, tapi juga memasok Industri Pengolah Susu (IPS) di provinsi lain seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2025 menunjukkan Jawa Timur memproduksi 468.712 ton susu segar per tahun, setara 58 persen dari total produksi susu nasional yang mencapai 808.352 ton.

Khofifah mencontohkan Provinsi Jawa Tengah sebagai wilayah dengan kebutuhan tinggi akan susu segar yang sebagian besar masih bergantung pada pasokan dari Jawa Timur.

"Belum lagi market dari MBG (Makan Bergizi Gratis)," ia mengungkapkan.

Peluang Pasar Domestik dan Ekspor Kian Terbuka

Dalam konteks program MBG, Khofifah menyarankan agar konsumsi susu anak-anak menggunakan susu pasteurisasi tanpa kemasan pabrikan, melainkan disajikan dalam galon kaca atau stainless steel, lalu diminum dengan gelas.

Langkah tersebut, menurutnya, bisa mengurangi limbah kemasan sekaligus menjamin kualitas dan kuantitas susu yang dikonsumsi anak-anak.

"Selain itu lebih mendekatkan akses terhadap sentra-sentra produksi susu. Ini artinya market susu segar sangat besar," tuturnya.

Selain pasar domestik, Khofifah menyebutkan peluang ekspor ke Eropa dalam bentuk produk keju berbahan dasar susu organik.

Beberapa kelompok ternak di KPSP Setia Kawan telah menerapkan sistem peternakan organik, termasuk dalam pengembangan pakan ternak.

"Mereka juga sudah mengembangkan pakan organik yang telah diasesmen oleh Badan Standardisasi Pangan Organik. Jadi kalau kita memasarkan susu dengan pakan sapi organik saya rasa pasar Eropa akan melirik ke sini. Ini menjadi peluang untuk meningkatkan daya saing dan peternak naik kelas," jelasnya.

Gubernur juga menegaskan bahwa seluruh sapi perah di KPSP Setia Kawan dalam kondisi sehat dan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Pemerintah Provinsi Jawa Timur rutin melakukan vaksinasi dan pemberian vitamin kepada ternak sebagai langkah pencegahan.

"Ketika ada titik temuan PMK, maka saya minta agar pasar hewannya ditutup sementara sampai semuanya clear untuk dilakukan vaksinasi dan vitamin baik sapi perah maupun sapi potong," katanya.

Khofifah berharap KPSP Setia Kawan Nongkojajar dapat menjadi rujukan nasional dalam bidang peternakan sapi perah.

"Saya rasa banyak hal yang dunia peternakan ini bisa belajar ke Setia Kawan Nongkojajar. Dan saya rasa marketnya akan luar biasa karena semua marketnya ingin produksi makanan dan minuman yang sehat dan antara lain dari bahan baku yang berkualitas," pungkasnya.

Penulis :
Shila Glorya