billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Desa Bantaragung Majalengka Hidupkan Ekonomi Lewat Inovasi Berbasis Tradisi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Desa Bantaragung Majalengka Hidupkan Ekonomi Lewat Inovasi Berbasis Tradisi
Foto: (Sumber: Suasana gelaran Pasar Bumi Pakuwon di Desa Wisata Bantaragung, Majalengka, Jawa Barat. ANTARA/Fathnur Rohman.)

Pantau - Desa Bantaragung di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menjadi bukti nyata bahwa kemajuan dan tradisi dapat berjalan berdampingan dalam menggerakkan ekonomi lokal secara berkelanjutan.

Harmoni Tradisi dan Ekonomi Lokal

Di tengah hamparan persawahan hijau yang menenangkan, pertunjukan tari topeng menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Gerakan penari yang tegas namun lentur diiringi musik tradisional serta hembusan angin perbukitan menciptakan suasana yang memikat.

Di sekitar panggung, para penari lain tampak menunggu giliran sambil berbincang santai, sementara penonton menikmati sore yang sarat budaya dan kehangatan khas pedesaan. Tidak jauh dari area pertunjukan, dua perempuan di bawah atap jerami melayani pembeli dengan ramah sambil berbagi cerita ringan, menambah keakraban suasana.

Aroma teh hangat dan jajanan tradisional seperti lemper, bugis, klepon, serta onde-onde menggoda selera para pengunjung. Senyum para pedagang menjadi sambutan terbaik bagi siapa pun yang datang untuk bernostalgia menikmati jajanan masa kecil di tengah suasana desa yang asri.

Pasar Bumi Pakuwon Jadi Magnet Wisata Budaya

Desa Bantaragung kini telah berkembang menjadi desa wisata dengan ekosistem ekonomi yang melibatkan kelompok sadar wisata (pokdarwis), pelaku usaha, petani, hingga pemerintah desa. Pengelolaan kawasan ini mendapat dukungan penuh dari Bank Indonesia Jawa Barat (BI Jabar) untuk memperkuat daya saing ekonomi lokal.

Daya tarik utama desa ini adalah Pasar Bumi Pakuwon, agenda bulanan yang telah berlangsung sejak Oktober 2024. Pasar tersebut menjadi ruang interaksi antara pelaku usaha, masyarakat, dan wisatawan, sekaligus wadah pelestarian budaya lokal.

Salah satu pengunjung, Santi (24) asal Jakarta, mengaku datang ke Bantaragung setelah melihat unggahan tentang Pasar Bumi Pakuwon di media sosial. "Saya tertarik setelah lihat suasananya di media sosial, dan ternyata aslinya lebih seru," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa perjalanan panjang yang ditempuh bersama temannya menjadi pengalaman berharga meski tanpa perencanaan matang.

Kemeriahan pasar ini menampilkan kolaborasi antara seni, tradisi, dan ekonomi lokal yang hidup secara harmonis. Melalui kegiatan tersebut, Bantaragung berhasil membuktikan bahwa inovasi berbasis tradisi mampu menciptakan ekosistem wisata berkelanjutan serta memberi dampak nyata bagi masyarakat.

Pemerintah daerah bersama BI Jabar terus memberikan dukungan melalui program pemberdayaan dan digitalisasi transaksi. Penggunaan sistem pembayaran digital seperti QRIS kini mulai diterapkan untuk memudahkan dan mengefisienkan transaksi di kawasan wisata ini.

Desa Bantaragung menjadi contoh bagaimana kearifan lokal dapat dikemas menjadi potensi ekonomi yang kuat tanpa kehilangan nilai budaya. Sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga keuangan menunjukkan wajah baru desa yang modern namun tetap berakar pada tradisi.

Inovasi berbasis tradisi di Bantaragung bukan hanya memperkuat ekonomi warga, tetapi juga memperkaya identitas budaya Majalengka sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Barat.

Penulis :
Aditya Yohan