billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Ditutup Menguat di Tengah Ketidakpastian The Fed dan Melemahnya Bursa Asia

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

IHSG Ditutup Menguat di Tengah Ketidakpastian The Fed dan Melemahnya Bursa Asia
Foto: Ilustrasi - Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) (sumber: IDX)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada Kamis sore, 30 Oktober 2025, di tengah tekanan global dan pelemahan mayoritas bursa kawasan Asia.

IHSG naik sebesar 17,84 poin atau 0,22 persen dan mengakhiri perdagangan di level 8.184,06.

Indeks LQ45 juga mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,22 poin atau 0,03 persen ke posisi 836,94.

Respons Pasar terhadap Kebijakan The Fed

Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia menyatakan bahwa pasar kurang merespons positif pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell.

"Ketua The Fed Jerome Powell gagal meyakinkan pasar dengan mengatakan bahwa tidak ada kepastian mengenai pemangkasan suku bunga di Desember 2025," ungkapnya.

The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) untuk periode Oktober 2025, sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar global.

Selain itu, The Fed mengumumkan rencana pembelian terbatas surat utang pemerintah Amerika Serikat.

Jerome Powell menyampaikan bahwa situasi saat ini menyulitkan proses analisis ekonomi secara menyeluruh.

"Peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember 2025 belum dapat dipastikan," ujarnya.

"Penutupan aktivitas dan pelayanan Pemerintah AS yang sedang berlangsung telah mempersulit upaya pengumpulan data," tambah Powell.

Ia menjelaskan bahwa kondisi ini membuat pengambilan kebijakan hanya didasarkan pada indikator-indikator ekonomi yang tersedia.

Pergerakan IHSG dan Saham Unggulan

IHSG dibuka menguat dan bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham.

Kondisi positif ini berlanjut hingga sesi kedua dan bertahan hingga akhir perdagangan.

Lima sektor dalam Indeks Sektoral IDX-IC mengalami penguatan, dipimpin oleh sektor teknologi yang naik 2,07 persen, sektor energi 1,24 persen, dan sektor keuangan 1,16 persen.

Sebaliknya, lima sektor melemah, dengan penurunan terdalam terjadi pada sektor transportasi & logistik sebesar 0,91 persen, diikuti sektor barang baku turun 0,71 persen, dan sektor properti 0,50 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar di antaranya DWGL, SSTM, ITIC, TALF, dan ASLI.

Sementara itu, saham-saham yang mencatatkan pelemahan terdalam adalah MBTO, TOOL, JPFA, MICE, dan IPAC.

Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.286.133 kali transaksi dengan volume mencapai 23,17 miliar lembar saham.

Nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp21,81 triliun.

Dari sisi pergerakan harga saham, terdapat 346 saham yang menguat, 308 saham yang melemah, dan 158 saham stagnan.

Kondisi Bursa Asia

Pada saat yang sama, kondisi bursa regional Asia menunjukkan pergerakan yang beragam.

Indeks Nikkei menguat 35,35 poin atau 0,07 persen ke posisi 51.343,00.

Namun, indeks Hang Seng melemah 93,64 poin atau 0,36 persen ke 26.252,50, dan indeks Shanghai turun 29,43 poin atau 0,73 persen ke 3.986,90.

Indeks Strait Times juga melemah sebesar 6,77 poin atau 0,16 persen ke 4.433,86.

Penulis :
Arian Mesa