
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat tipis pada Selasa pagi (4/11), didorong oleh respons positif pelaku pasar terhadap laporan keuangan emiten kuartal III-2025.
Sentimen Domestik dan Global Dukung Pergerakan IHSG
IHSG dibuka naik 0,87 poin atau 0,01 persen ke posisi 8.275,95, sementara indeks LQ45 justru mengalami penurunan sebesar 0,63 poin atau 0,07 persen ke posisi 843,35.
"IHSG diprediksi melanjutkan penguatan dengan kisaran support 8.210/8.145 dan resist 8.340/8.405", ungkap Tim Riset CGS Sekuritas dalam laporannya.
Tim Riset menyebutkan bahwa penguatan IHSG didorong oleh berbagai sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun dari pasar global.
Beberapa faktor yang mendukung pergerakan IHSG antara lain menguatnya mayoritas indeks di bursa Wall Street, berlanjutnya aksi beli oleh investor asing, serta kenaikan harga sejumlah komoditas.
Kinerja positif laporan keuangan emiten kuartal III-2025 juga menjadi faktor utama yang mendorong minat beli investor.
Dari sisi domestik, data ekonomi turut mendukung penguatan IHSG.
Inflasi Oktober 2025 tercatat sebesar 0,28 persen (month to month) dan 2,86 persen (year on year), menunjukkan tekanan harga yang masih terkendali.
Sementara itu, indeks PMI Manufaktur Indonesia meningkat ke level 51,2 pada Oktober 2025, menandakan ekspansi sektor manufaktur nasional.
Neraca perdagangan Indonesia juga mencatatkan surplus sebesar 4,34 miliar dolar AS pada September 2025.
Pasar Global Campuran, Investor Pantau Data Ketenagakerjaan AS
Dari mancanegara, pelaku pasar mencermati data indeks manufaktur ISM Amerika Serikat (ISM Manufacturing PMI) yang turun ke level 48,7 pada Oktober 2025 dari sebelumnya 49,1.
Angka ini juga lebih rendah dari ekspektasi pasar di level 49,5 dan mencerminkan bahwa sektor manufaktur AS telah mengalami kontraksi selama delapan bulan berturut-turut.
Penurunan terjadi pada beberapa aspek penting seperti aktivitas produksi, pesanan baru, dan jumlah tenaga kerja, meskipun tekanan harga mulai mereda dan pengiriman dari pemasok melambat.
Pasar juga menantikan rilis data The Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) dari AS.
Data ini menjadi indikator utama kondisi ketenagakerjaan dan akan memengaruhi arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).
Sementara itu, bursa saham Eropa pada perdagangan Senin (03/11) ditutup bervariasi, dengan Euro Stoxx 50 naik 0,30 persen, FTSE 100 Inggris turun 0,16 persen, DAX Jerman naik 0,73 persen, dan CAC Prancis turun 0,14 persen.
Di Amerika Serikat, bursa juga mencatat pergerakan campuran: Dow Jones turun 0,48 persen ke level 47.336,68, S&P 500 naik 0,17 persen ke level 6.852,51, dan Nasdaq Composite menguat 0,44 persen ke posisi 25.972,75.
Bursa Asia pada Selasa pagi menunjukkan pergerakan serupa.
Nikkei menguat 49,66 poin atau 0,09 persen ke level 52.480,80, Hang Seng naik 35,64 poin atau 0,02 persen ke 26.194,50, sementara Shanghai dan Strait Times masing-masing melemah 2,64 poin (0,08 persen) dan 8,29 poin (0,18 persen).
- Penulis :
 - Ahmad Yusuf
 








