
Pantau.com - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengungkapkan bahwa tantangan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan sangat berat. Namun kata dia, Sri Mulyani melewatinya dengan prestasi yang menurutnya sangat baik.
"2018 itu tahun yang berat sekali, Bu Sri Mulyani terlalu humble mengatakan situasi yang dihadapi. Padahal prestasinya cukup baik," ujarnya kepada Sri Mulyani dalam sebuah acara di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).
Baca juga: Pak Prabowo Dengar Nih, Sri Mulyani Kasih Data Indonesia 'Jauh' dengan Haiti
Chatib mengungkapkan, 2018 dinilai berat sekali lantaran ada dua tekanan. Berbeda dengan tahun 2013 yang penyebabnya hanya satu, karena AS mau kembali menaikkan suku bunganya. Sementara 2018 itu dikombinasi juga dengan perang dagang.
Selain itu jika beban di 2013 itu karena harga minyak mencapai USD100, tapi di 2018 kondisi kenaikkan harga Minya diperparah dengan adanya perang dagang dan ketidakpastian dari kebijakan Presiden AS Donald Trump.
"Seandainya fiskal agak terlammbat dilakukan penyesuaian, itu rupiah kita bisa lebih dari Rp15.200. Jadi yang dilakukan pemerintah sampai defisitnya hanya 1,76 itu luar biasa sekali," ungkapnya.
Baca juga: Terungkap Sudah, Sri Mulyani Lebih Pilih Jadi 'Selebgram' Jika Tak Jadi Menteri
Chatib mengatakan saat menjabat sebagai Menteri Keuangan di periode sebelumnya ia terpaksa menaikkan harga BBM untuk menjaga APBN. Akibatnya pertumbuhan ekonomi menurun dari 6,1 persen menjadi 5,8 persen.
"Tahun ini (pertumbuhan ekonomi) bertahan di 5,2 persen atau 5,1 persen. Growthnya stabil dengan kondisis seperti itu. Makanya apa yang terjadi di 2013 kembali terjadi lagi di 2018," pungkasnya.
- Penulis :
- Widji Ananta










