Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Melemah Tipis Dipicu Kekhawatiran Pasar terhadap Arah Suku Bunga The Fed dan Ketegangan Geopolitik

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

IHSG Melemah Tipis Dipicu Kekhawatiran Pasar terhadap Arah Suku Bunga The Fed dan Ketegangan Geopolitik
Foto: Ilustrasi - Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) (sumber: IDX)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah pada perdagangan Jumat sore, 21 November 2025, akibat memudarnya optimisme investor terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).

IHSG ditutup turun sebesar 5,57 poin atau 0,07 persen ke level 8.414,35.

Indeks LQ45, yang mencerminkan kinerja 45 saham unggulan, juga mengalami pelemahan sebesar 2,34 poin atau 0,28 persen ke posisi 845,68.

Tekanan dari Wall Street dan Ketegangan Geopolitik

Pelemahan pasar saham domestik tidak lepas dari sentimen negatif yang datang dari pasar global, terutama Amerika Serikat.

"Pasar tampaknya berhati-hati dalam mengambil posisi baru seiring kejatuhan aksi jual di pasar Wall Street Amerika Serikat (AS), karena data pekerjaan gagal mengklarifikasi prospek suku bunga jangka pendek, sehingga harapan pelaku pasar terhadap pemotongan suku bunga pada Desember 2025 oleh The Fed meredup," ungkap seorang analis pasar modal.

Data ketenagakerjaan AS menunjukkan penambahan 119.000 pekerjaan nonpertanian sepanjang September 2025, jauh di atas estimasi sebelumnya yang hanya 50.000 pekerjaan.

Kondisi ini membuat pelaku pasar menilai The Fed masih perlu menahan diri untuk memangkas suku bunga.

"The Fed harus berhati-hati dalam melanjutkan pemotongan suku bunga tambahan dengan inflasi yang masih di atas target," ujar analis tersebut.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara China dan Jepang terkait isu Taiwan juga membebani sentimen pasar.

Ketegangan itu termasuk langkah Beijing yang berencana menangguhkan impor makanan laut dari Jepang.

Sektor Teknologi Menguat, Keuangan Tertekan

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, terdapat lima sektor yang mengalami penguatan.

Sektor teknologi mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 2,43 persen.

Sektor industri dan barang konsumen non-primer juga turut menguat masing-masing sebesar 0,80 persen dan 0,60 persen.

Enam sektor lainnya tercatat mengalami pelemahan.

Sektor keuangan menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 0,75 persen, diikuti sektor infrastruktur yang turun 0,71 persen, dan sektor transportasi & logistik yang melemah 0,65 persen.

Saham-saham yang mencatat penguatan tertinggi di antaranya BUKK, INDO, GGRP, SMDM, dan GPSO.

Sementara itu, saham-saham seperti PURI, TIRA, SKLT, JATI, dan AEGS mengalami pelemahan terbesar.

Frekuensi perdagangan saham mencapai 1.941.784 kali transaksi dengan total volume saham sebesar 34,78 miliar lembar dan nilai transaksi mencapai Rp16,47 triliun.

Sebanyak 274 saham menguat, 352 saham melemah, dan 187 saham stagnan.

Bursa Asia Ikut Terkoreksi

Pelemahan IHSG juga sejalan dengan kinerja bursa saham regional Asia yang turut mengalami penurunan.

Indeks Nikkei Jepang turun 146,44 poin atau 2,30 persen ke posisi 48.677,50.

Indeks Shanghai China melemah 96,16 poin atau 2,45 persen ke level 3.834,89.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 615,55 poin atau 2,38 persen ke posisi 25.220,02.

Sementara itu, indeks Straits Times Singapura turun 43,19 poin atau 0,96 persen ke posisi 4.468,68.

Penulis :
Arian Mesa