
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, 27 November 2025, ditutup melemah sebesar 56,27 poin atau 0,65 persen ke posisi 8.545,86, di tengah sikap pelaku pasar yang wait and see menjelang rilis sejumlah data ekonomi domestik.
IHSG Melemah Meski Sempat Cetak All Time High
Indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga ikut melemah, dengan penurunan sebesar 12,74 poin atau 1,47 persen ke level 852,03.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, menjelaskan bahwa pelemahan ini terjadi setelah IHSG sempat mencapai all time high (ATH) saat pembukaan pasar.
"IHSG sempat menguat pada awal perdagangan, namun kemudian bergerak ke teritori negatif dan bertahan di zona merah hingga sesi penutupan," ungkapnya.
Pelaku pasar dalam negeri cenderung menahan diri dan mengamati perkembangan menjelang pengumuman data ekonomi seperti PMI Manufaktur, inflasi, dan neraca perdagangan periode Oktober 2025 yang dijadwalkan pekan depan.
Faktor Eksternal dan Regional Asia Ikut Mempengaruhi
Dari sisi eksternal, bursa Asia justru mencatat penguatan, didorong oleh kebijakan baru dari pemerintah China untuk mendorong konsumsi domestik.
Langkah China itu mencakup dukungan konsumsi di daerah pedesaan serta pada sektor hewan peliharaan dan mainan.
Namun, tantangan ekonomi tetap terlihat karena laba industri China pada Oktober 2025 tercatat turun untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir, menunjukkan lemahnya permintaan domestik serta tekanan ekspor.
Sementara itu, aktivitas perdagangan global juga cenderung sepi karena pasar Amerika Serikat tutup akibat libur Thanksgiving, dan hanya akan dibuka setengah hari pada Jumat, 28 November 2025.
Kinerja Sektoral dan Saham Penggerak
Menurut Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor mencatatkan penguatan:
Sektor properti naik 1,74 persen, disusul sektor transportasi dan logistik sebesar 0,58 persen, serta sektor industri yang naik 0,15 persen.
Sementara itu, tujuh sektor mengalami koreksi, dengan sektor barang konsumen primer mengalami penurunan terdalam yaitu 0,85 persen.
Sektor kesehatan turun 0,54 persen, dan sektor keuangan melemah sebesar 0,53 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain SOTS, BBYB, TNCA, CBTN, dan ARKO.
Saham-saham yang mencatat penurunan terbesar antara lain JAWA, UNTD, CRSN, TRUK, dan DNAR.
Statistik Perdagangan dan Bursa Regional
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.962.871 kali transaksi, dengan volume mencapai 51,91 miliar lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp27,69 triliun.
Terdapat 283 saham yang menguat, 382 saham melemah, dan 144 saham stagnan.
Bursa saham regional Asia pada penutupan hari ini mencatat penguatan:
Indeks Nikkei naik 922,48 poin atau 1,90 persen ke 49.582,00.
Indeks Shanghai naik 5,84 poin atau 0,15 persen ke 3.864,18.
Indeks Hang Seng naik 33,53 poin atau 0,13 persen ke posisi 25.928,08.
Indeks Straits Times naik 15,93 poin atau 0,36 persen ke posisi 4.501,56.
- Penulis :
- Shila Glorya








