Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Duh! Bukan Cuma Beras, Indonesia (Juga) Kena Impor Sampah dari AS

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Duh! Bukan Cuma Beras, Indonesia (Juga) Kena Impor Sampah dari AS

Pantau.com - Gengs, sedih enggak sih kalau negara kita jusru jadi sasaran impor sampah? ko bisa? Direktur Eksekutif Ecoton (Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah), Prigi Arisandi mengatakan, masuknya sampah dengan merk dan lokasi jual di luar Indonesia, diduga akibat kebijakan China menghentikan impor sampah plastik dari sejumlah negara di Eropa dan Amerika.

Hal ini membuat sampah plastik beralih tujuan ke negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia. Diperkirakan ada lebih dari 300 kontainer yang sebagian besar mengangkut sampah plastik ke Jawa Timur setiap harinya.

Prigi meyakini adanya kenaikan jumlah volume sampah plastik yang masuk, setelah melakukan pengamatan di lokasi desa tempat pembuangan sampah plastik di Mojokerto, Sidoarjo, dan Gresik. Setiap hari ada penambahan jumlah truk pengangkut sampah plastik yang masuk ke daerah-daerah itu.

Baca juga: Sebut Jokowi Tak Stop Impor, Rizal Ramli: Anda Bekerja untuk Petani Thailand?

"Jadi ada satu perusahaan kertas yang dia mengimpor bahan baku kerta itu, di dalamnya bercampur, 60 persen itu adalah sampah plastik, dan volume buangan sampah ke luar itu biasanya tiga sampai lima dump truk, per hari, ini sampai lima belas dump trup per hari, dan isinya itu plastik. Jadi botol plastik, sachet (kemasan), yang tidak bisa didaur ulang," ujar Prigi.

Prigi Arisandi menegaskan akan mengirimkan surat kepada kementerian terkait, agar memperhatikan ancaman bahaya sampah plastik bagi kelestarian lingkungan hidup. Ia menyebutkan surat Menteri Perindustrian kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tertanggal 1 November 2018, yang meminta rekomendasi dibukanya keran impor plastik, serta persiapan sejumlah pabrik kertas meningkatkan kapasitas mesin industrinya, jelas merupakan indikasi masuknya sampah plastik impor ke Indonesia.

"Kita juga akan menyurati Menteri Keuangan terkait dengan Bea Cukai, karena ada kebocoran pengawasan hingga lolosnya ratusan kontainer sampah plastik impor dari Amerika dan Inggris ke Indonesia," pungkas Prigi

Baca juga: Amien Rais Sebut 4 Jenis Mafia dalam Diskusi 'Jokowi Raja Impor?'

Berdasarkan kajian atas merk sampah plastik (brand-audit) yang masuk, Ecoton mengumpulkan lebih dari 50 merk yang berasal dari lebih 20 negara di Eropa, Amerika, Australia dan Asia.

Merk ini tertera pada sampah plastik kemasan yang diambil sebagai contoh di empat lokasi pembuangan dari empat pabrik kertas di Sidoajo, Gresik dan Mojokerto.

Sementara itu hasil uji laboratorium yang dilakukan peneliti Ecoton, Andreas Agus Kristanto Nugroho, atas contoh dari 11 saluran pembuangan pabrik kertas dan plastik di sepanjang Sungai Surabaya, juga menemukan partikel mikroplastik di dalam air.

"Ada banyak serpihan, per-milinya dia sangat dominan, rata-rata di bawah mikroplastik yang disepakati oleh kawan-kawan di jurnal ilmiah itu adalah di bawah lima mili, itu sepakati disebut mikroplastik," kata Andreas seperti dikutip VoA Indonesia.

Baca juga: Prediksi INDEF: Freeport Hingga Utang akan Muncul di Debat ke 2 Pilpres

Andreas menyebut partikel mikroplastik sangat berbahaya bagi makhluk hidup, yang secara langsung maupun tidak langsung hidup di air yang terdapat mikroplastik. 

Mikroplastik dapat menjadi transporter bagi limbah beracun dan zat berbahaya lainnya. Dari 168 ikan yang diteliti dengan dibedah lambungnya, ditemukan mikroplastik di lambung semua jenis ikan yang diteliti.

Penulis :
Nani Suherni