
Pantau - Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Abdul Sobur menilai industri furnitur memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan karena mampu menyerap tenaga kerja besar serta memiliki keterkaitan kuat dengan ekonomi daerah.
Abdul Sobur menyampaikan bahwa industri furnitur tidak hanya berkontribusi terhadap ekspor dan penciptaan nilai tambah, tetapi juga dikenal sebagai sektor padat karya yang berorientasi ekspor dan berbasis sumber daya dalam negeri.
Abdul Sobur mengatakan, “Industri furnitur dan kerajinan selama puluhan tahun dikenal sebagai sektor padat karya, berorientasi ekspor, dan bernilai tambah tinggi. Di banyak negara berkembang, sektor ini menjadi pintu masuk industrialisasi sekaligus penyerap tenaga kerja dalam skala besar,”.
Tantangan Insentif dan Efek Berganda Ekonomi
Menurut Abdul Sobur, tantangan utama industri furnitur bukan terletak pada kualitas produk maupun kemampuan pelaku usaha, melainkan pada belum hadirnya insentif fiskal yang konsisten dan berpihak pada sektor padat karya berorientasi ekspor.
Industri furnitur memiliki keterkaitan luas dengan sektor kehutanan, logistik, desain, serta UMKM pendukung, sehingga mampu menciptakan efek berganda bagi perekonomian nasional dan daerah.
Untuk mewujudkan potensi tersebut, Abdul Sobur menilai dibutuhkan kebijakan fiskal yang lebih berpihak, seperti pembiayaan berbunga kompetitif dan insentif pajak yang terukur.
Indonesia dinilai memiliki modal kuat berupa ketersediaan bahan baku, tenaga kerja terampil, serta reputasi desain dan kerajinan yang telah diakui dunia.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat, industri furnitur diyakini mampu menjadi pilar pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, meningkatkan devisa negara, serta menciptakan lapangan kerja berkualitas.
Strategi Pemerintah dan Kinerja Industri
Kementerian Perindustrian menjalankan lima strategi untuk memacu kinerja industri furnitur dalam negeri guna meningkatkan kontribusi terhadap produk domestik bruto dan memperkuat pasar ekspor.
Strategi tersebut meliputi fasilitasi ketersediaan bahan baku, penguatan sumber daya manusia terampil, peningkatan pasar dan riset referensi pasar, peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta penciptaan iklim usaha yang kondusif dan peningkatan investasi.
Pada 2024, industri furnitur mencatat pertumbuhan sebesar 2,07 persen dan turut mendorong pertumbuhan sektor industri agro sebesar 5,20 persen.
Sektor industri agro memberikan andil 51,81 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.
Nilai ekspor furnitur periode Januari hingga November 2024 tercatat sebesar 1,47 miliar dolar Amerika Serikat atau meningkat 0,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf







