
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 36,8 poin atau 0,43 persen ke level 8.686,47 pada penutupan perdagangan Selasa sore, 16 Desember 2025.
Indeks LQ45, yang berisi 45 saham unggulan, turut mencatat kenaikan sebesar 1,47 poin atau 0,17 persen ke posisi 854,33.
Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menyatakan bahwa pergerakan IHSG cenderung sideways dalam kisaran sempit karena investor masih bersikap hati-hati.
"Investor lebih banyak melakukan strategi wait and see atau perdagangan jangka pendek akibat ketidakpastian global yang meningkat," ungkapnya.
Ketidakpastian ini dipicu oleh banyaknya data ekonomi global yang dijadwalkan rilis sepanjang pekan ini.
Agenda pertemuan sejumlah bank sentral dunia yang membahas kebijakan moneter juga ikut menjadi faktor penekan pasar.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia sendiri dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 17 Desember 2025.
Investor tetap bersikap hati-hati menjelang pengumuman hasil RDG, terutama terkait suku bunga acuan.
"Diperkirakan BI akan mempertahankan BI Rate pada level 4,75 persen di tengah pelemahan rupiah," ia mengungkapkan.
Peluang dan Sentimen Eksternal
Ratna Lim menambahkan bahwa IHSG berpeluang melanjutkan penguatan apabila mampu ditutup di atas level 8.750.
Namun jika gagal menembus level tersebut, IHSG diperkirakan akan tetap berkonsolidasi dalam rentang 8.600 hingga 8.750.
Dari sisi eksternal, mayoritas indeks bursa Asia justru ditutup melemah pada hari yang sama.
Pelemahan ini dipicu oleh tekanan jual pada saham sektor Artificial Intelligence (AI) di Wall Street.
Sementara itu, indeks-indeks utama di Eropa juga mengalami tekanan setelah dibuka melemah.
Koreksi tersebut dipicu oleh penurunan saham sektor pertahanan di tengah berlangsungnya pembicaraan damai terkait perang di Ukraina.
"Indeks futures di bursa Wall Street bergerak melemah menantikan data nonfarm payrolls," ungkap Ratna.
Saham Aktif dan Statistik Perdagangan
Saham-saham dengan penguatan terbesar pada perdagangan Selasa antara lain BBRM, DPUM, SOCI, LABA, dan AMAN.
Sementara saham-saham yang mencatat pelemahan terbesar meliputi ERTX, CTTH, PPRE, VINS, dan HDFA.
Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.746.132 kali transaksi dengan volume mencapai 49,88 miliar lembar saham.
Total nilai transaksi mencapai Rp29,60 triliun.
Adapun jumlah saham yang menguat sebanyak 355 emiten, sementara 296 saham melemah dan 146 saham stagnan.
- Penulis :
- Shila Glorya








