Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Sempat Terkatung-katung 20 Tahun, Ini Seksinya Blok Masela

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Sempat Terkatung-katung 20 Tahun, Ini Seksinya Blok Masela

Pantau.com - Pemerintah Indonesia dengan pihak  Inpex Corporation telah sepakat untuk pengembangan lapangan gas raksasa di Blok Masela. Kenapa Blok Masela seksi sekali sehingga terus di kejar oleh Pemerintah Indonesia? Nah sobat Pantau yang ayo kita urutkan dari awal yuk! 

Dikutip dari berbagai sumber, Blok Masela terletak di Laut Arafura, selatan Papua dan tidak jauh dari perbatasan Indonesia dengan Australia utara.

Informasi di wikimedia menyebutkan Operator Blok Masela, Inpex, menerima kontrak bagi hasil (PSC) selama 30 tahun untuk mengoperasikan blok yang sudah dicanangan dari zaman pemerintah di 1998 dan kemudian melakukan kegiatan eksplorasi hingga 2000, ketika mereka menemukan ladang gas Abadi yang diperkirakan akan menampung 6,97 triliun kaki kubik (tcf) gas.

Baca juga: Sah! Indonesia dan Inpex Teken Kesepakatan Final Blok Masela

Inpex bukan pemegang saham tunggal di blok karena 35 persen saham saat ini dipegang oleh raksasa minyak Royal Dutch Shell. Namun, pasca temuan, Inpex menyerahkan PoD pertama di 2008 ke SKK Migas. Tepatnya pada Desember 2010, pemerintah sepakat PoD pertama, yang mengajukan adopsi Floating LNG (gas alam cair) dengan kapasitas pemrosesan tahunan 2,5 juta ton.

Lima tahun berjalan, pihak Inpex rupanya punya perubahan rencana. Mereka Mengajukan revisi kapasitas produksi tahunan PoD-nya dari 2,5 juta ton menjadi 7,5 juta ton.

Nah dari sini mulai terjadi berubahan, Presiden Joko Widodo berencana mengubah rencana offshore (laut) ke onshore (darat), karena opsi yang terakhir dinilai akan memiliki dampak ekonomi yang lebih tinggi bagi masyarakat Maluku, terutama untuk Kepulauan Aru. Tapi lagi-lagi hal itu bukan hal mudah ya sobat Pantau, karena ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak Inpex. Jelas saja, fasilitas di darat lebih mahal daripada fasilitas offshore, yakni sebesar US$ 15 miliar.

Baca juga: Menteri Jonan Finalkan Rencana Pengembangan Blok Masela di Jepang

Serangkaian perubahan dalam beberapa tahun terakhir telah secara langsung memengaruhi tanggal onstream proyek lapangan Abadi, yang kerangka waktu awalnya ditargetkan sekitar 2018 dan kemudian mundur ke 2027 atau satu tahun sebelum PSC blok Masela berakhir. Bahkan, baru-baru ini Shell dikabarkan mundur dari proyek ini.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan bertandang ke Jepang untuk membahas kelangsungan pengembangan proyek ini.

"Akhirnya INPEX dan SKK Migas sepakat atas pokok-pokok pengembangan blok Masela sore ini di Tokyo. Pembahasan telah berlangsung sejak 18 tahun yang lalu lho. Nilai investasi antara 18-20 Miliar USD dengan pembagian yang fair bagi Negara RI dan kontraktor. Saya sampai terharu," ungkap Menteri ESDM usai acara tersebut (27 Mei 2019).

Adapun penandatanganan perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Inpex Corporation, Menteri Ignasius Jonan menjelaskan, direncanakan dilaksanakan pada pertemuan negara-negara G20 di Jepang dalam waktu dekat.

Dengan demikian maka pembahasan tentang Blok Masela yang sudah berlangsung lebih 20 tahun telah menemukan titik akhir, yang akan memberi dampak positif bagi peningkatan iklim investasi nasional serta pembangunan kawasan Timur Indonesia.

Penulis :
Nani Suherni