
Pantau.com - Memiliki sebuah karya merupakan cita-cita tinggi bagi setiap orang, terlebih buku. Karya tulis satu ini menjadi patokan sebuah ide orisinal dari pembuatnya.
Nah, tahukah Sobat Pantau, Menteri Indonesia Maju jilid dua yang menulis buku? Mengingat para menteri adalah sosok yang cerdas dan pintar, mereka adalah figur terbaik yang tidak hanya ahli dalam bidangnya, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan punya cita-cita membuat Indonesia menjadi lebih baik.
Ada lho beberapa nama menteri yang memiliki keahlian menulis yang baik. Ada yang pernah menulis artikel, buku atau menjadi editor. Di dalam kesibukannya mereka mampu mensiasati waktu untuk menuangkan gagasannya serta membagikan pengetahuannya dalam sebuah karya tulis.
Baca juga: Infografis 5 Buku Terlaris Sepanjang Masa, 3 di Antaranya adalah Novel
Adapun tulisan 7 Menteri yang menulis buku ini umumnya membahas tentang pengetahuan umum, dinamika Indonesia, baik dalam hal ideologi politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.
Untuk metode penelusuran karya tulis para menteri, kita cukup pantau menggunakan Google Books, alat telusur dari Google ini khusus untuk menelusur karya buku. Kemudian, menggunakan laman Amazon, khususnya untuk karya buku dari para menteri yang diedarkan secara internasional.
Selain itu menggunakan laman WorldCat dan Library of Congress, sebuah laman database yang cukup lengkap mandaftar karya tulis dari seluruh dunia. Library of Congress merupakan perpustakaan fisik yang menghimpun pustaka dari berbagai belahan dunia. Tercatat koleksi pustakanya mencapai 168 juta item dalam 470 bahasa dari seluruh dunia.
Tak ketinggalan juga, laman Indonesia One Search, pangkalan data karya rekaman (termasuk buku) yang dinisiasi oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sebagai tambahan, laman ISBN Search dimanfaatkan untuk mengkonfirmasi sebuah judul buku, sedangkan laman ISSN Search untuk publikasi jurnal ilmiah.
Berikut ini 7 Menteri yang Pernah Menulis Buku:
1. Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, merupakan pria kelahiran Surabaya yang pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja Jilid I Jokowi-Jusuf Kalla periode 2014-2019.
Kinerja Ketua Umum Golkar ini sukses dan ia dipercaya kembali menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju jilid II periode 2019 hingga 2024. Untuk diketahui, Airlangga adalah putera dari Hartarto Sastrosoenarto, sosok terkenal yang dulu pernah menjadi menteri dalam Kabiet Pembangunan IV hingga VII (antara tahun 1983 hingga 1999). Waktu itu Indonesia berada di bawah kepemimpinan Soeharto.
Airlangga Hartarto pernah menulis buku berjudul "Membangun Kemandirian, Mewujudkan Kedaulatan, dan Ketahanan Energi nasional" yang diterbitkan oleh RMBooks Jakarta pada tahun 2014. Dalam buku tersebut, Airlangga memberikan pedoman untuk mencapai kemerdekaan energi nasional dengan menyuguhkan model kebijakan energi yang tepat, sesuai dengan ketersediaan sumber energi.
Ini daftar buku karya Airlangga:
"Strategi Clustering dalam Industrialisasi Indonesia", ISBN: 9789797316198, Jogjakarta: Andi, 2004.
"Membangun Kemandirian, Mewujudkan Kedaulatan, dan Ketahanan Energi Nasional", ISBN: 9786028075879, Jakarta: RMBooks, 2014.
"Merajut Asa: Membangun Industri, Menuju Indonesia yang Sejahtera dan Berkelanjutan", ISBN: 9786023756254, Jakarta: Grasindo, 2016 (dirilis kembali tahun 2019).
2. Erick Thohir
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Istimewa)
Siapa yang tidak kenal dengan pengusaha nasional terkenal, Erick Thohir. Ia dipercaya menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Kabinet Indonesia Maju Jilid II. Ia adalah pendiri salah satu kelompok bisnis Tanah Air, Mahaka Group.
Erick Thohir merupakan putra Mochamad Teddy Thohir, pengusaha nasional yang membidani lahirnya Grup Astra International. Meski putra pengusaha besar dan berpengaruh, ia tidak diperbolehkan berkarir di Astra. Usai menamatkan pendidikannya di National University dan Glendale Community College, Amerika Serikat. Erick Thohir mendirikan Mahaka Group yang bergerak di bidang media dan hiburan.
Erick dikenal begitu mencintai olahraga, khususnya sepakbola dan bola basket. Ia pernah mengakuisisi 31 persen saham klub sepakbola terkenal dari Italia, Inter Milan, dan pernah menjadi presiden klub tersebut yang ke-21. Selain itu, dirinya juga sempat menjadi salah satu direktur klub sepakbola Inggris Oxford United (bersama Anindya Bakrie) sejak tahun 2018 lalu. Sayangnya ia harus melepaskan jabatannya setelah terpilih menjadi menteri.
Sudah dikenal, namanya kian tersorot kamera ketika didapuk menjadi Ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC) yang sukses menghelat Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang. Pencapaian Indonesia menjadi sejarah baru olahraga, sebagai peringkat keempat peraih medali emas terbanyak dari 45 negara peserta.
Aktivitasnya sehari-hari sudah pasti menyita kesehariannya. Namun Erick menyempatkan diri untuk menulis sebuah buku berjudul "Pers Indonesia di Mata Saya" (ISBN: 9786028997171), terbitan Republika Jakarta, 2011. Buku itu merupakan pandangan Erick terhadap pers yang ideal di tengah dinamika pers nasional.
3. Mahfud MD
Menkopolhukam, Mahfud MD. (Foto: Antara)
Siapa yang tidak kenal dengan sosok Mohammad Mahfud MD. Ia adalah sosok senior yang malang melintang dalam dunia politik Tanah Air. Salah satu putera terbaik Jawa Timur ini ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menkopolhukam dalam Kabinet Indonesia Maju jilid II.
Aktivitas sehari-hari Mahfud adalah sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, salah satu universitas terkemuka di Indonesia yang berlokasi di kota Jogjakarta. Di ranah pemerintahan, Mahfud pernah menjabat sejumlah posisi sejak kepemimpinan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Karena wawasan dan pengalamannya, Mahfud MD pernah santer terdengar sebagai kandidat kuat Wakil Presiden untuk mendampingi Joko Widodo di periode kedua kepemimpinannya. Nyatanya, bukan ia yang terpilih menjadi calon Wakil Presiden.
Mahfud MD pernah menjadi menteri di bawah tiga kepemimpinan nasional yaitu Menteri Pertahanan (2000-2001) dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (2001) di era Presiden Gus Dur. Ia juga pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi pada tahun 2008 hingga 2013 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai akademisi,
Mahfud MD memiliki banyak karya tulis. Karya bukunya cukup banyak, seperti catatan berikut ini:
"Politik Hukum di Indonesia", ISBN: 9789798391668, Jakarta: LP3ES Jakarta, 1998.
"Amandemen Konstitusi Menuju Reformasi Tata Negara", ISBN: 9789798413285, Jogjakarta: UII Press, 1999.
"Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia", ISBN: 9789799193414, Jogjakarta: Gama Media, 1999.
"Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia", ISBN: 9789795188452, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
"Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia", ISBN: 9795183826, Jogjakarta: UII Press, 1993. (catatan: diterbitkan kembali oleh Rineka Cipta Jakarta, 2001).
4. Mochamad Basuki Hadimuljono
MenteriPUPR, Basuki Hadimuljono. (Foto: Istimewa)
Namanya tidak bisa dipisahkan dari pembangunan infrastruktur yang masif dalam lima tahun terakhir, putra asal Solo, Mochamad Basuki Hadimuljono. Memiliki kinerja yang baik sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam Kabinet Kerja Jilid I tahun 2014-2019, Basuki Hadimuljono dipercaya kembali menjadi menteri yang sama dalam Kabinet Indonesia Maju.
Tugasnya di periode kedua ini bakal bertambah seiring dengan rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Pengalamannya di bidang pekerjaan umum membentang hingga 31 tahun lamanya.
Baca juga: Meski Hanya Sebentar, Membaca Buku Memberikan 6 Manfaat Kesehatan Ini
Sebagai bagian dari karirnya, lulusan Colorado State University ini pernah menjadi leader rehabilitasi bencana tsunami Aceh tahun 2004 lalu. Ia juga pernah menjadi Ketua Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo. Publik mengenal Basuki Hadimuljono sebagai sosok yang rendah hati dan bersahaja. Meski menyandang jabatan sebagai menteri, penampilannya sederhana. Bahkan, kabarnya ia masih menggunakan ponsel Nokia lawas yang hanya memiliki fitur telepon dan SMS.
Dalam kesibukannya, Basuki Hadimuljono tak pernah surut menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk buku.
Berikut buku yang pernah ia tulis:
"Kajian Undang-undang Sumber Daya Air", ditulis bersama Robert J. Kodoatie, ISBN: 9789797316174, Jogjakarta: Penerbit Andi, 2005.
"Semburan Lumpur Panas Sidoarjo: Pelajaran Dari Sebuah Bencana", ISBN: 9786028367578, Jakarta: Tim Nasional PSLS, 2012.
"Mengejar Ketertinggalan Infrastruktur: Kerja Nyata Membangun Infrastruktur Untuk Negeri", ISBN: 9786021118766, Jakarta: Kementrian PUPR, 2017.
"Geothermal Economics Handbook in Indonesia: Peluang dan Tantangan", ditulis bersama Paulus Kurniawan dan Wartono Rahardjo, ISBN: 9789792983395, Jogjakarta: Penerbit Andi, 2019.
5. Muhadjir Effendy
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. (Foto: Antara)
Akademisi Muhadjir Effendy ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dalam Kabinet Indonesia Maju Jilid II menggantikan Puan Maharani.
Praktis ini adalah kali kedua Muhadjir menjabat sebagai menteri. Sebelumnya ia adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Kerja. Dirinya menjabat sejak tahun 2016 hingga 2019, menggantikan Anies Rasyid Baswedan, yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Kinerjanya di Kabinet Kerja dalam bidang pendidikan terbilang sukses, membuatnya kembali dipercaya untuk menjadi menteri di kementrian yang berbeda. Muhadjir adalah salah satu figur senior dalam kabinet. Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini punya pengalaman yang sangat luas baik pengalaman profesional maupun organisasi.
Alumni Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Malang dan Universitas Airlangga ini juga piawai menulis. Kalau melihat profilnya, ia pernah menjadi wartawan dan redaktur di beberapa media massa.
Karya tulisnya yang pernah terbit antara lain dalam format buku (baik karya mandiri, bersama penulis lain, sebagai kontributor maupun teks pengantar) dan artikel jurnal ilmiah. Sejumlah artikel lepasnya juga tersebar di surat kabar nasional seperti Jawa Pos, Kompas dan Republika.
Berikut daftar buku yang pernah ditulis Muhadjir:
"Masyarakat Equilibrium: Meniti Perubahan dalam Bingkai Keseimbangan", ISBN: 9789793062501 / 9799793062500, Jogjakarta: Bentang - ReSIST, 2002.
"Pedagogi Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Multidimensional", ditulis bersama Pradana Boy ZTF, ISBN: 9789793021935, Malang: UMM Press, 2004.
"Jati diri dan profesi TNI: Studi Fenomenologi", ISBN: 9789797961305, Malang: UMM Press, 2009.
Baca juga: Andien Ingin Buat Buku Anak dan Biografi di Masa Depan
6. Sofyan A. Djalil
Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil. (Foto: Antara)
Sofyan Abdul Djalil merupakan figur lama yang dipercaya kembali menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju Jilid II. Ia menjabat sebagai Menteri Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Pria asal Aceh ini sudah lima kali menjabat sebagai menteri dengan bidang yang berbeda. Ia pernah menjadi Menteri Komunikasi dan Informasi dan Menteri Negara BUMN dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam Kabinet Indonesia Kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, mantan penjaga masjid, pedagang telur itik dan kondektur metromini ini mendapat amanah sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (tahun 2014-2015) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (tahun 2015-2016).
Di sela kesibukannya, alumni Universitas Indonesia dan Tufts University Amerika Serikat ini menyempatkan diri untuk menulis buku "PKBL, Alternatif Pemberdayaan UKM", ISBN: 978602959608, Jakarta: PT Sucofindo, 2009.
Sofyan Djalil juga pernah menuangkan gagasannya lewat artikel jurnal, "Dampak Perubahan Lingkungan Usaha Terhadap Infrastruktur Hukum Bisnis Di Indonesia" (tidak ditemukan judul jurnal). Jogjakarta: UGM, 1996.
Selain itu "Konteks Teoritis dan Praktis Corporate Social Responsibility" dalam Jurnal Reformasi Ekonomi Vol.4 No.1 Januari-Desember 2005 (sumber lain menyebutkan tahun 2005). Jakarta: Lembaga Studi dan Pengembangan Etika Usaha (LSPEU) Indonesia & CIPE.
7. Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Antara)
Ia dikenal sebagai birokrat senior yang terpilih menjadi salah satu menteri dalam Kabinet Indonesia Maju Jilid II. Adalah Syahrul Yasin Limpo yang ditunjuk sebagai Menteri Pertanian, menggantikan Amran Sulaiman. Pria asal Makassar ini sudah makan asam garam dalam dunia politik dan pemerintahan.
Hampir semua jabatan dalam pemerintahan di Sulawesi Selatan (Sulsel) pernah ia cicipi. Mulai dari lurah, camat, bupati, kepala dinas, wakil gubernur hingga gubernur. SYL pernah menjadi Bupati Gowa sela dua periode, lalu Wakil Gubernur Sulsel (mendampingi Gubernur Amin Syam) selama satu periode, hingga terpilih menjadi Gubernur Sulsel selama dua periode.
Memiliki profil yang mentereng, tak heran Syahrul Yasin Limpo menjadi salah satu kandidat kuat menteri. Pada akhirnya ia terpilih menjadi Menteri Pertanian. Salah satunya karena keberhasilan provinsi Sulsel dalam mengelola sektor pertanian.
FYI, pertumbuhan ekonomi Sulsel yang stabil di angka 7 persen ditopang oleh sektor utama yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Di tahun 2017 lalu, angka kontribusi sektor-sektor tersebut bagi pertumbuhan ekonomi Sulsel mencapai 22,89 persen. Sebagai pejabat daerah, waktunya banyak tersita untuk mengembangkan Sulsel. Dengan menerima amanah sebagai Menteri Pertanian pasti akan membuatnya jauh lebih sibuk karena wilayah Indonesia berkali lipat dari wilayah Sulsel.
Namun di tengah kesibukannya sebagai pejabat daerah, Syahrul menyempatkan diri menuangkan pemikirannya dalam buku. Hingga tahun 2019, Syahrul sudah menulis 21 buku, ini jumlah yang amat banyak bagi seorang pejabat pemerintahan.
Pada umumnya tema buku Syahrul ialah tentang kepemimpinan. Buku terakhir yang ia tulis berjudul "Dialektika: Aku, Pembuktian dan Arahku", baru diluncurkan pada Maret 2019 lalu. Berbeda dengan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi, yang menulis sebuah buku dengan tema pertanian berjudul "Memupuk Kesuburan Menebar Kemakmuran".
Namun, pengalaman SYL yang sangat luas dalam dunia politik dan pemerintahan membuat buku-bukunya sarat pesan dan wejangan yang pasti sangat berharga bagi pembacanya.
Berikut ini beberapa buku-buku hasil karya Syahrul Yasin Limpo:
"Berhentilah Mengaduk Samudra", Jogjakarta: Citra Pustaka, 2006.
"Jangan Marah di Muara", ditulis bersama Asdar Muis R.M.S.; H. M. Darwis, Makassar: Intermedia, 2006.(catatan: beberapa kali cetak ulang)
"Ambil Tanganku, Kuambil Tanganmu", ditulis bersama Asdar Muis R.M.S.; H.M. Darwis, ISBN: 978991623407, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
"SYL Way", ditulis bersama Agus Sumantri dan Asdar Muis R.M.S., ISBN: 9786029972481, Jogjakarta: Citra Pustaka, 2012. (catatan: buku ini terbit tiga volume: "SYL Way", "SYL Way II: Genius Culture" dan "SYL Way 3: Kebajikan Pemimpin Syahrul Yasin Limpo")
"Sulsel Go Green: Menjaga Lingkungan Menuai Rahmat", ISBN: 9786029972498, Jogjakarta: Citra Pustaka, 2012.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta