
Pantau.com - Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan anggaran hingga Juni 2020 mencapai Rp416,18 triliun alias 40,05% dari pagu APBN-Perpres 72/2020.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, menilai belanja anggaran bersumber dari pembiayaan utang sebesar Rp421,55 triliun yang terdiri dari realisasi Surat Berharga Negara (neto) sebesar Rp430,40 triliun dan realisasi pinjaman (neto) sebesar negatif Rp8,85 triliun.
"Pembiayaan utang sebesar Rp421,55 triliun yang terdiri dari realisasi Surat Berharga Negara (neto) sebesar Rp430,40 triliun dan realisasi pinjaman (neto) sebesar negatif Rp8,85 triliun," ujar Sri Mulyani di Jakarta.
Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Terus Meroket, Bulan Mei Capai USD404,7 Miliar
Sri Mulyani melihat pemerintah berhasil memperkokoh posisinya di pasar keuangan syariah global, sejalan dengan strategi pembiayaan tahun 2020 termasuk untuk mengakomodir kebutuhan pembiayaan penanganan dampak COVID-19, melalui penerbitan Sukuk Global senilai USD2,5 miliar dengan oversubscribe sebesar 6,7 kali.
"Penerbitan Sukuk Global dilakukan dengan menerapkan strategi oportunistik, yaitu dengan memanfaatkan timing yang tepat sehingga mendapatkan biaya yang efisien dengan kupon rendah," katanya.
Baca juga: OMG! Utang Garuda Indonesia Capai Rp31,9 Triliun
Ia menambahkan, pemerintah berkomitmen untuk menempatkan APBN sebagai instrumen fiskal untuk melindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia, memproyeksikan angka defisit melebar di angka 6,34% terhadap PDB.
"Hal ini perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belanja prioritas penanganan Covid-19, termasuk di dalamnya untuk pemulihan ekonomi nasional dengan tetap mengedepankan prinsip prudent, akuntabel dan transparan," tukasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta