
Pantau.com - PT Adhi Karya (Persero) Tbk membukukan kontrak baru sebesar Rp4,7 triliun (di luar pajak) per Agustus 2020, naik 18 persen dibandingkan perolehan kontrak baru pada Juli 2020 sebesar Rp4 triliun (di luar pajak).
Corporate Secretary Adhi Karya Parwanto Noegroho, mengatakan dengan capaian tersebut, nilai order book perseroan sebesar Rp35,2 triliun (di luar pajak). "Realisasi perolehan kontrak baru pada Agustus 2020 didominasi oleh preservasi Jalan Lintas Timur Sumatera (Rp439,6 miliar)," katanya.
Baca juga: Pembangunan LRT Jabodebek Capai 70,9 Persen
Parwanto menjelaskan kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada Agustus itu meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 89 persen, properti sebesar 10 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 38 persen, MRT sebesar 33 persen, jalan dan jembatan sebesar 5 persen serta proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek EPC sebesar 24 persen.
Baca juga: JK Sebut LRT Jabodebek Mahal, Adhi Karya: Cost Memang Selalu Jadi Isu
Berdasarkan segmentasi kepemilikan, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 68 persen, BUMN sebesar 22 persen, sementara swasta/lainnya sebesar 10 persen.
Pada 2020, BUMN konstruksi itu tadinya membidik kontrak baru sebesar Rp35 triliun. Namun, target tersebut harus dipangkas karena kondisi COVID-19. Tidak hanya Adhi Karya, sejumlah BUMN konstruksi lainnya juga melakukan hal serupa termasuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta