
Pantau.com - Bank Indonesia menyediakan penukaran uang di beberapa titik jalur mudik dimulai hari ini (6/6) hingga H-1 hari raya. Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan penukaran di jalur mudik dilakukan setelah pelayanan di beberapa titik telah selesai hingga Selasa (5/6/2018).
"Setelah itu (tanggal 5 Juni) bergerak ke arah kas keliling dan juga penukaran di jalur mudik dan kita beralih mengikuti masyarakat bergerak ke arah mana maka kita akan melakukan penukaran disitu," ujarnya saat jumpa pers di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).
Baca juga: Menilik Pewaris Gurita Bisnis Chairul Tanjung
Ia menambahkan ketentuan waktu tersebut ditentukan karena diperkirakan H-1 arus masih ramai. Namun penukaran jalur mudik tidak menerima pecahan Rp2.000.
"Mulai tanggal 6 ada di jalur mudik, itu nanti ada datanya dimana saja titik pantura kamu berapa gitu, nah jadi nanti jadi itu terus sampe H-1. Karena banyak yang mudik H-1 juga. setelah itu bergeraklah ke ATM, tapi tentu saja tidak ada pecahan Rp2.000," ungkapnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat realisasi peredaran uang sejak awal bulan Ramadan hingga Selasa, 5 Juni 2018 sudah mencapai Rp110 triliun atau sebesar 58,4 persen dari proyeksi total Rp188,2 triliun.
Baca juga: Bukan Qatar, Ternyata Ini Negara Terkaya di Dunia
Untuk diketahui, jumlah tersebut didominasi penarikan melalui perbankan sebesar Rp95,7 triliun atau 87 persen, uang kas titipan Rp13,5 triliun atau 12,3 persen kemudian bisa dilihat penukaran masyarakat melalui loket BI dan kas BI Rp760,8 miliar atau 0,7 persen dan kegiatan lainnya Rp22,8 miliar.
Kemudian jika dilihat berdasarkan wilayah bahwa Jabodetabek itu realisasi Rp27,9 triliun, Sumatera Rp18,3 triliun untuk transisi dan KTI Rp17,7 triliun dan yang paling mendominasi wilayah Jawa diluar Jabodetabek Rp46,1 triliun.
"Kita distribusikan ke berbagai titik, maka se-Indonesia ada 2.076 titik terbuka, Jabodetabek ada 160 titik dan di tempat-tempat kantor kas berakhir di tanggal 5 setelah itu bergerak ke kas keliling," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni