
Pantau - Bali, dengan keindahan alam dan budayanya, menawarkan pengalaman wisata yang beragam, mulai dari hutan di Ubud hingga pantai-pantai di kawasan selatan. Waktu terbaik untuk berkunjung bergantung pada rencana aktivitas kamu, seperti mengunjungi pura, mengikuti retret yoga, atau mendaki gunung. Kamu juga dapat mengatur perjalanan bertepatan dengan festival budaya yang meriah.
Pulau ini memiliki iklim tropis dengan dua musim utama: musim kemarau (April hingga Oktober) dan musim hujan (November hingga Maret). Suhu rata-rata sekitar 27°C sepanjang tahun. Dilansir Travel + Leisure, berikut panduan waktu terbaik berkunjung ke Bali untuk berbagai aktivitas yang kamu inginkan.
Waktu Terbaik untuk Menghindari Keramaian
Musim sepi di Bali berlangsung pada Januari hingga Maret, dengan cuaca yang cenderung lembap dan hujan. Pada periode ini, wisatawan yang mencari suasana pantai cerah atau kondisi menyelam ideal jarang ditemui. Namun, suasana pulau menjadi lebih tenang dan didominasi oleh penduduk lokal serta ekspatriat.
Hujan mungkin membatasi aktivitas seperti selancar dan menyelam, tetapi bukan penghalang untuk menikmati wisata budaya, yoga, atau bersantai. Di kawasan Ubud, hujan justru menambah ketenangan, sementara sawah dan hutan mencapai kehijauan yang memukau.
Baca juga: Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Jadi Gerbang Utama Wisata dan Ekonomi Sumatera Barat
Waktu Terbaik untuk Cuaca Cerah
Musim kemarau dari April hingga Oktober menjadi waktu ideal bagi wisatawan pencinta matahari. Hujan dan kelembapan menurun, menciptakan kondisi sempurna untuk menikmati pantai, berselancar, menyelam, dan snorkeling. Meskipun hujan ringan masih mungkin terjadi pada April, Mei, dan Oktober, biasanya berlangsung singkat.
Puncak musim kemarau adalah Juli dan Agustus, saat cuaca lebih sejuk dengan suhu rata-rata 27°C. Kondisi ini cocok untuk berbagai aktivitas luar ruangan, termasuk menangkap ombak besar di sepanjang pantai barat daya Bali.
Waktu Terbaik untuk Harga Lebih Murah
Musim kemarau, terutama Juni hingga September, adalah waktu teramai di Bali dengan harga akomodasi yang meningkat. Hal serupa terjadi pada musim liburan November dan Desember.
Bagi yang mencari perjalanan hemat, kunjungan pada musim hujan dari Oktober hingga Maret adalah pilihan tepat. Harga hotel lebih terjangkau, memungkinkan kamu mendapatkan penginapan mewah dengan harga lebih murah. Periode ini juga menawarkan peluang diskon pada bulan-bulan peralihan musim.
Baca juga: Three Sisters, Wisata Tebing Batu yang Konon Jelmaan 3 Gadis Aborigin
Waktu Terbaik untuk Mendaki
Bagi pecinta hiking, musim kemarau dari Mei hingga Oktober memberikan kondisi terbaik. Jalur pendakian, seperti Gunung Batur, lebih aman karena tidak licin. Bulan Juli hingga Oktober adalah waktu ideal untuk mendaki dan menikmati pemandangan yang cerah.
Untuk trekking menuju air terjun, Mei dan Juni menjadi waktu sempurna. Aliran air masih kuat akibat musim hujan sebelumnya, sementara cuaca cerah mendukung perjalanan.
Waktu Terbaik untuk Festival
Festival seni dan budaya adalah daya tarik besar Bali. Festival Seni Bali berlangsung pada Juni hingga Juli. Hari Kemerdekaan Indonesia, yang jatuh pada 17 Agustus, dirayakan dengan parade dan acara luar ruangan.
Perayaan keagamaan Hindu seperti Galungan dan Nyepi juga menarik perhatian. Galungan, yang dirayakan setiap 210 hari, melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Sementara itu, Nyepi, Hari Raya Nyepi, biasanya jatuh pada Maret dan dikenal sebagai hari keheningan untuk refleksi diri.
Waktu Terbaik untuk Liburan Pantai
Bagi penggemar liburan pantai, April hingga Oktober adalah waktu terbaik. Cuaca hangat dan cerah menciptakan suasana ideal untuk snorkeling, menyelam, dan olahraga air lainnya. Namun, perlu diingat bahwa periode ini juga merupakan musim ramai, sehingga pantai dan tempat wisata lainnya cenderung penuh.
Baca juga: 10 Daerah yang Diprediksi Akan Ramai Dikunjungi Wisatawan di Akhir Tahun
Waktu yang Sebaiknya Dihindari
Musim hujan, terutama pada Desember dan Januari, bukan waktu ideal untuk wisata outdoor. Hujan lebat, jalan berlumpur, dan laut bergelombang dapat mengganggu rencana perjalanan. Selain itu, risiko penyakit seperti demam berdarah meningkat selama musim ini.
Jika tetap memilih berkunjung, pastikan membawa obat anti-nyamuk dan pakaian tahan air. Sebagai langkah pencegahan tambahan, kamu dapat mencoba teh serai, yang diyakini sebagai pengusir nyamuk alami.
Baca juga: Hiking di Seoul Semakin Diminati Wisatawan Asing
Dengan memahami karakteristik musim di Bali, kamu dapat merencanakan kunjungan yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas pilihan. Pastikan perjalanan kamu memberikan pengalaman terbaik di Pulau Dewata.
- Penulis :
- Nur Nasya Dalila