
Pantau - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperkuat implementasi pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam bagi guru dan kepala sekolah, sebagai strategi utama dalam menghadapi tantangan pembelajaran di tingkat dasar dan menengah.
Pembelajaran Mendalam Bukan Kurikulum Baru, Tapi Pendekatan Prioritas
Pelatihan pembelajaran mendalam diselenggarakan oleh Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Persatuan Islam (Persis), dan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai jenjang pendidikan.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, menegaskan bahwa pembelajaran mendalam merupakan prioritas nasional, bukan kurikulum baru.
“Pembelajaran mendalam bukan kurikulum baru, melainkan pendekatan yang menuntut guru menguasai substansi secara komprehensif. Prioritas utamanya adalah what to teach sebelum how to teach,” tegasnya.
Ia menyoroti banyaknya permasalahan dalam proses belajar-mengajar saat ini, yang ditandai oleh rendahnya kemampuan siswa dalam mengkontekstualisasikan pelajaran ke situasi nyata.
Berdasarkan hasil asesmen terbaru, ditemukan bahwa siswa umumnya memahami konsep dasar, namun kesulitan dalam menerapkannya, baik dalam matematika maupun dalam membaca dan memahami wacana Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Atip menekankan tiga pilar dalam pendekatan pembelajaran mendalam, yaitu:
Meaningful learning (pembelajaran bermakna)
Mindful learning (kesadaran penuh saat belajar)
Joyful learning (pembelajaran yang menyenangkan)
“Belajar tidak boleh berlangsung dalam tekanan. Guru juga harus terbebas dari beban administratif yang tidak perlu agar dapat fokus mengajar,” ungkapnya.
Dukungan untuk Guru Diperluas, Kompetensi Harus Ditingkatkan
Kemendikdasmen juga terus memperluas dukungan terhadap guru melalui peningkatan fasilitas pembelajaran, pemberian beasiswa peningkatan kualifikasi, dan tunjangan bagi guru non-PNS.
“Atensi pemerintah sangat besar untuk memperbaiki kualitas pendidikan, mulai dari peningkatan fasilitas hingga dukungan untuk guru. Kompetensi guru harus terus diperkuat, terutama penguasaan konten sebagai fondasi pembelajaran mendalam,” ujar Atip.
Pelatihan ini diikuti oleh total 236 guru, terdiri atas 172 guru PAUD dan 64 guru SD.
Selain itu, tercatat 106 kepala sekolah juga mengikuti pelatihan, yang berasal dari berbagai jenjang:
61 kepala PAUD
26 kepala SD
13 kepala SMP
4 kepala SMA
2 kepala SMK
Seluruh peserta merupakan tenaga pendidik dari lembaga pendidikan di bawah naungan organisasi Persatuan Islam (Persis), dan didampingi oleh widyaiswara dari BBGTK Jawa Barat sesuai bidang keahlian masing-masing.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Tria Dianti







