HOME  ⁄  Food & Travel

Pulau Natal, Pulau Kecil yang Dihuni Mayoritas Umat Islam

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Pulau Natal, Pulau Kecil yang Dihuni Mayoritas Umat Islam
Foto: Pulau Natal. (iStock)

Pantau - Terletak di Samudra Hindia, Pulau Natal adalah pulau kecil yang berada di selatan Pulau Jawa, Indonesia. Pulau yang memiliki luas sekitar 135 kilometer persegi merupakan bagian dari wilayah Australia, dan dikenal memiliki ekosistem yang istimewa serta kaya akan budaya dan sejarah.

Pulau Natal terbentuk dari aktivitas vulkanik, dengan geologi yang didominasi oleh batu kapur hasil akumulasi sisa-sisa organisme laut selama jutaan tahun, seperti karang dan kerang.

Baca : Ada Tiga di Asia, Ini Deretan Pulau Paling Bahaya di Dunia

Menurut data dari Index Mundi tahun 2021, sebanyak 19,4 persen dari total 1.402 penduduk Pulau Natal adalah muslim.

Komunitas muslim di Pulau Natal terdiri dari imigran yang sebagian besar berasal dari etnis Melayu. Meski bukan kelompok etnis terbesar di pulau ini, Islam menjadi agama mayoritas kedua.

Seperti di Indonesia dan Malaysia, umat muslim di Pulau Natal merayakan berbagai hari besar Islam, termasuk Idul Fitri dan Idul Adha, yang telah ditetapkan sebagai hari libur di wilayah ini.

Pulau Natal tidak hanya menyimpan keunikan dari segi ekosistem dan geologinya, tetapi juga keragaman budaya serta sejarah panjang yang membentuk identitasnya hingga kini.

Sejarah Singkat Pulau Natal

Mengutip laman Akurat, sejarah Pulau Natal dimulai pada 25 Desember 1643, ketika Kapten William Mynors pertama kali menemukan pulau ini dan memberinya nama yang dikenal hingga sekarang.

Selama dua abad berikutnya, Pulau Natal sebagian besar tidak berpenghuni dan hanya digunakan sebagai stasiun singgah kapal-kapal yang berlayar antara Asia dan Australia.

Pulau ini resmi diklaim oleh Kerajaan Inggris pada 1887. Namun, pada 1958, wilayah ini dipindahkan ke Australia setelah sebelumnya menjadi bagian dari koloni Inggris di Singapura.

Berdasarkan laporan dari Parks Australia, pada 1949, pemerintah Australia dan Selandia Baru membeli Perusahaan Fosfat Pulau Natal, mengalihkan tanggung jawab administratif dari Inggris ke Singapura.

Setelah perang, Inggris menyerahkan sebagian besar koloninya, dan Australia menunjukkan minat untuk menguasai Pulau Natal.

Proses ini berujung pada kompensasi sebesar 2.800.000 pound sterling yang dibayarkan kepada Inggris atas kehilangan pendapatan fosfat.

Pulau Natal akhirnya resmi menjadi bagian dari wilayah Australia pada 1 Oktober 1958, tanggal yang kini diperingati sebagai Hari Wilayah.

Baca : Keindahan Twelve Apostles, Tiang Batu Kapur yang Menjulang di Pantai Selatan Australia
 

Penulis :
Annisa Indri Lestari
Editor :
Annisa Indri Lestari