Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Sudah Ada Sejak Abad 18, Ini Sensasi Jual Beli di Pasar Terapung Lok Baintan Kalimantan Selatan

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Sudah Ada Sejak Abad 18, Ini Sensasi Jual Beli di Pasar Terapung Lok Baintan Kalimantan Selatan
Foto: Pasar Terapung Lok Baintan. (Annisa Indri Lestari)

Pantau - Pasar Terapung Lok Baintan atau Pasar Terapung sungai Martapura sebuah Pasar Terapung tradisional, para pedagang di pasar ini menjual hasil kebun, pertanian dan beragam dagangan produksi rumah tangga mereka di atas jukung atau perahu tanpa mesin. Pasar terapung Lok Baintan berlokasi di desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.

Mengutip dari disbudporapar, Pasar Terapung Lok Baintan sudah berlangsung sejak abad 18 di sepanjang pesisir aliran Sungai Martapura. Rata-rata para pedagang berasal dari kampung sekitar diantaranya seperti Sungai Lenge, Sungai Bakung, Sungai Paku Alam, Sungai Saka Bunut, Sungai Madang, Sungai Tanifah, dan Sungai Lok Baintan.

Baca : 5 Pasar Terapung Paling Unik di Asia yang Masih Beroperasi hingga Sekarang

Untuk menuju pasar terapung Lok Baintan dari pusat kota bisa ditempuh dengan dua alternatif. Alternatif pertama menyusuri sungai Martapura dengan menggunakan klotok, sejenis sampan bermesin. Dengan klotok, perjalanan dari pusat kota menuju pasar terapung terbilang cepat hanya membutuhkan waktu 30 menit. 

Alternatif kedua dengan menggunakan kendaraan darat seperti mobil dan motor. Namun alternatif kedua membutuhkan waktu lebih panjang yakni satu jam untuk mencapai pasar terapung. Hal itu disebabkan medan jalan yang cenderung berat dan berliku-liku.

Baca : 7 Tempat Camping Pinggir Sungai di Bandung untuk Liburan yang Menyegarkan

Aktivitas perdagangan dimulai pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 09.30 WITA. Pedagangnya didominasi perempuan dengan memakai tutup kepala yang lebar atau tanggui. Para pedagang bisa menjual dagangan mereka secara grosir atau eceran, di Pasar Terapung ini masih berlaku sistem barter, besaran dan keberimbangan jumlah hasil barter tergantung kesepakatan antar kedua belah pihak.

Selain buah-buahan dan sayur-sayuran, kue khas daerah setempat kerap diperjualbelikan para pedagang. Ada juga sarapan berat dengan menu andalan soto banjar dan ketupat kadangan. Guna mempermudah pedagang dan pembeli bertransaksi, masing-masing kelotok biasanya menyediakan tongkat dengan pengait kawat agar perahu mereka bisa saling mendekat.

Penulis :
Annisa Indri Lestari