
Pantau - Singapura, yang sering dipuji karena modernitasnya, ternyata menyimpan sejumlah permata alam tersembunyi. Salah satunya adalah Clementi Forest, hutan hijau seluas 210 hektar yang terletak di sisi barat Singapura. Hutan ini mendapatkan sorotan setelah video drone viral pada 2022, memperlihatkan keindahan alaminya. Meski kurang dikenal dibandingkan Bukit Timah Nature Reserve atau MacRitchie Reservoir, Clementi Forest memiliki keistimewaan tersendiri. Menurut Nature Society Singapore (NSS), area ini merupakan kawasan hutan tak terlindungi terbesar di Green Corridor, rumah bagi 98 spesies tumbuhan, termasuk dua anggrek langka, Dienia ophrydis dan Zeuxine clandestina.
Akses dan Tantangan di Clementi Forest
Hutan ini dapat diakses melalui jalur Rail Corridor atau Greenway di sekitar Holland Road. Jalur pendakiannya yang alami dan tidak beraspal menawarkan pengalaman petualangan yang menantang. Namun, pengunjung disarankan berhati-hati karena medan yang licin dan berlumut, terutama setelah hujan.
Dampak Popularitas terhadap Konservasi
Ketika Clementi Forest menjadi terkenal, lonjakan pengunjung memicu kerusakan ekosistem, termasuk penurunan jumlah anggrek langka akibat injakan manusia. Menyadari hal ini, videografer yang merekam footage viral, Brice, mengusulkan pembangunan boardwalk untuk melindungi area tersebut. Usulan ini kini telah disetujui, dengan tujuan meminimalkan dampak manusia sambil tetap memberikan akses bagi wisatawan.
Pengembangan Jalur Baru
Dua jalur baru kini direncanakan di Clementi Forest. Jalur pertama, Clementi Nature Trail, sepanjang 2 km, mengikuti alur sungai yang ada dan menghubungkan Rail Corridor ke taman di Dover Forest. Jalur kedua, sepanjang 4 km, akan mengikuti bekas rel Kereta Api Jurong yang beroperasi antara 1965 hingga 1992. Jalur ini akan rampung bertahap sepanjang 2024 dan dikenal sebagai The Old Jurong Line Nature Trail. Kedua jalur tersebut juga akan terhubung ke Jurong Lake Gardens melalui park connector baru sepanjang 3 km.
Daya Tarik dan Keindahan Alam
Meski sedang dalam proses pembangunan, Clementi Forest Trail tetap menjadi destinasi yang memikat. Dimulai dari Ngee Ann Polytechnic, jalur ini membawa pengunjung melalui terowongan tua, rel kereta api yang terbengkalai, air terjun kecil, dan flora serta fauna yang melimpah. Pagi hari menjadi waktu terbaik untuk berkunjung, ketika kabut tipis menyelimuti lembah, memberikan suasana magis sebelum matahari terbit.
Tips Menjelajahi Clementi Forest
Mengunjungi Clementi Forest membutuhkan persiapan yang matang untuk memastikan pengalaman yang menyenangkan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Hindari berkunjung pada hari hujan atau setelahnya untuk menghindari jalan berlumpur dan licin yang dapat menyulitkan perjalanan. Kenakan sepatu yang nyaman dan memiliki daya cengkeram kuat, serta pakaian yang ringan dan sesuai untuk aktivitas mendaki di hutan tropis.
Baca juga: Kong Meng San Phor Kark See Monastery, Tempat Bersejarah dan Spiritualitas di Singapura
Jangan lupa membawa air minum yang cukup agar tetap terhidrasi sepanjang perjalanan. Sebaiknya, bawa juga camilan ringan untuk mengisi energi, tetapi pastikan untuk membawa kembali semua sampah yang dihasilkan. Jika memungkinkan, gunakan botol dan wadah makanan yang dapat digunakan ulang untuk mengurangi limbah plastik.
Selain itu, bawalah peta atau unduh panduan jalur sebelum perjalanan, karena jalur di Clementi Forest tidak selalu memiliki petunjuk arah yang jelas. Jika Anda berencana untuk mengeksplorasi dalam waktu lama, sediakan perlengkapan tambahan seperti topi, tabir surya, dan obat anti serangga untuk melindungi diri dari panas matahari dan gigitan serangga.
Selalu hormati alam dengan tidak memetik tanaman atau mengganggu satwa liar yang Anda temui. Pastikan langkah Anda ringan dan bertanggung jawab, sehingga keindahan Clementi Forest tetap terjaga untuk dinikmati generasi mendatang.
Menjelajahi Rel Kereta Tua
Di sepanjang perjalanan, Anda akan menemukan sisa-sisa jalur kereta lama, seperti Old Bukit Timah Railway Station, dengan lintasan dan infrastruktur bersejarah yang tengah direnovasi untuk konservasi. Rel ini membawa pengunjung menuju Rail Corridor Central, di mana terdapat jembatan, terowongan tua, dan struktur ikonis lainnya.
Clementi Forest adalah surga hijau yang membuktikan bahwa modernitas dan alam dapat berjalan beriringan. Dengan upaya konservasi yang terus dilakukan, tempat ini diharapkan dapat terus menjadi oase bagi para pencinta alam dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Baca juga: Menelusuri Keindahan Yunnan Garden, Taman Tersembunyi di Singapura
- Penulis :
- Latisha Asharani