billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Kubur Kassim, Tempat Peristirahatan Tokoh Muslim yang Menyimpan Sejuta Cerita dan Tradisi di Singapura

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Kubur Kassim, Tempat Peristirahatan Tokoh Muslim yang Menyimpan Sejuta Cerita dan Tradisi di Singapura
Foto: Kubur Kassim, pemakaman muslim di Singapura. (remembersingapore.org)

Pantau - Kubur Kassim, dikenal juga sebagai Kassim Cemetery, adalah pemakaman Muslim yang tersembunyi di tengah kawasan perumahan pribadi di Jalan Siglap, Singapura. Meskipun telah berhenti menerima jenazah sejak 1980-an, area ini tetap utuh dengan lebih dari 3.000 makam. Namun, dalam Rencana Induk 2019 oleh Urban Redevelopment Authority (URA), Kubur Kassim telah diidentifikasi sebagai lokasi potensial untuk pengembangan perumahan.

Sejarah Kubur Kassim

Pemakaman ini secara resmi didirikan pada 30 April 1921 dengan nama asli Grave of the Wakaff Siglap Hill. Sebelum itu, area ini sudah digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir umat Muslim. Pembiayaannya berasal dari sumbangan Ahna Mohamed Kassim bin Ally Mohamed, pengusaha kapal yang dikenal luas. Setelah Ahna Kassim wafat pada 1935, pengelolaan tanah ini diambil alih oleh para wali amanah.

Kubur Kassim merupakan bagian dari jaringan pemakaman Muslim di sepanjang East Coast Road. Hingga kini, sejarah panjangnya tetap menjadi saksi bisu budaya dan tradisi komunitas Melayu-Muslim di Singapura.

Baca juga: Survivor Tree di New York, Simbol Ketahanan dan Harapan Setelah Tragedi 9/11

Keunikan Kubur Kassim

Masuk ke pemakaman ini, pengunjung akan disambut gerbang berwarna hijau dan kuning cerah dengan ukiran Arab yang penuh makna. Hijau melambangkan surga dan kelahiran, sementara kuning mencerminkan keagungan. Salah satu keunikan Kubur Kassim adalah bentuk makamnya yang berbentuk persegi, berbeda dari pemakaman Muslim tradisional yang biasanya berbentuk persegi panjang.

Batu nisan di sini kerap dihiasi kain berwarna sebagai penanda status almarhum. Warna putih menandakan status biasa, sementara kuning menunjukkan penghormatan tinggi. Ada juga unsur mistis di pemakaman ini, di mana kain kuning kadang dikaitkan dengan praktik ilmu hitam.

Selain sebagai tempat pemakaman, Kubur Kassim memiliki surau yang digunakan untuk kegiatan keagamaan, seperti pengajian dan pertemuan tarekat Sufi.

Tokoh-Tokoh Terkenal di Kubur Kassim

Kubur Kassim menjadi tempat peristirahatan banyak tokoh penting. Beberapa di antaranya adalah:

  • Daing Siti Fatimah, ahli pengobatan tradisional Melayu.
  • Che Lembek Binte Abdin, kepala sekolah Kampong Glam Girls’ School semasa Perang Dunia II.
  • Dr. Hafeezudin Sirajuddin Moonshi, dokter Islam pertama di Singapura yang mendirikan klinik Muslim pada 1916.
  • Sheikh Khawaja Habibullah Shah, ulama Sufi terkemuka dengan ribuan murid di seluruh dunia.

 

Baca juga: Eksplorasi Seni di Socrates Sculpture Park, dari Tempat Pembuangan Sampah jadi Landmark Budaya

Legenda Supernatural dan Praktik Lintas Iman

Kubur Kassim tidak lepas dari cerita rakyat. Menurut kepercayaan lokal, kawasan ini dihuni oleh makhluk halus Orang Bunian. Cerita-cerita ini semakin memperkuat aura mistis yang menyelimuti pemakaman ini.

Selain itu, meskipun merupakan pemakaman Muslim, ditemukan praktik lintas iman, seperti penggunaan dupa dan batang dupa yang umumnya terkait dengan tradisi non-Muslim.

Upaya Pelestarian dan Ancaman Redevelopment

Pada 1987, Kubur Kassim masuk dalam daftar proyek pengembangan Siglap berdasarkan Land Acquisition Act. Pemerintah mengambil alih tanah ini pada 1989. Lokasinya yang strategis di tengah kawasan elit Siglap membuatnya diusulkan untuk pembangunan perumahan.

Meski demikian, berbagai upaya pelestarian terus dilakukan. Keturunan Ahna Kassim menggugat kepemilikan tanah, sementara kelompok budaya dan sejarah menjadikan pemakaman ini tujuan tur warisan. Kegiatan komunitas, seperti pengajian dan acara keagamaan, juga menjaga relevansi Kubur Kassim di tengah tantangan modernisasi.

Kesimpulan

Kubur Kassim merupakan saksi bisu sejarah dan warisan budaya Melayu-Muslim di Singapura. Dengan perpaduan antara nilai historis, arsitektur unik, dan praktik lintas iman, pemakaman ini menjadi situs yang layak dipertahankan. Di tengah ancaman pembangunan ulang, upaya pelestarian harus terus diperjuangkan demi menjaga identitas dan warisan budaya Singapura.

Baca juga: Museum at Eldridge Street, Warisan Yahudi di New York

Penulis :
Latisha Asharani